Ical Dianggap Sudah Tak Relevan Lagi Pimpin Golkar

Senin, 17 November 2014 – 17:22 WIB
Aburizal Bakrie. Foto: dok/Fajar-JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens mengatakan Partai Golkar masih menjadi pilar penting politik kepartaian di Tanah Air, karena sangat mempengaruhi kondisi demokrasi bangsa ini.

"Kalau Golkar rusak, rusak juga demokrasi kita. Sebaliknya, kalau Golkar baik, baik pula demokrasi kita," kata Boni Hargens, di Jakarta, Senin (17/11).

BACA JUGA: Pramono: Hatta Lebih Sering Ketemu Saya Dibanding Menantunya

Meski bukan pemenang pemilu 2014 lanjutnya, partai berlambang pohon beringin ini setidaknya berpengaruh di parlemen. "Dalam konteks ini, saya kira penting peran Golkar selalu kita bahas. Dalam kaitan dengan peran Golkar itulah, wacana pergantian Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (ARB) mendapatkan dasar moral untuk kita sikapi bersama," ujar dia.

Dikatakan Boni, selama ini Golkar selalu ambil bagian di dalam kekuasaan. Kali ini, Golkar perlu belajar menjadi oposisi yang elegan. "Untuk itu, Golkar memerlukan kepemimpinan yang bisa membawa perubahan internal. Antara lain, bisa melakukan reformasi kelembagaan partai, rekonsolidasi antarkader setelah terbelah karena politik pilpres, dan yang penting lagi revitalisasi semangat kekaryaan yang menjadi spirit dasar partai," tegas Boni.

BACA JUGA: Dorong Penguatan Kebudayaan Nasional demi Revolusi Mental

Setidaknya kata Boni, dalam 10 tahun terakhir, Golkar lebih berpihak pada kepentingan pribadi dan kelompok Bakrie. "Golkar menjadi alat kekuasaan segelintir elitenya. Golkar absen dari tugas kebangsaan," tegasnya.

Sekarang saatnya perubahan kepemimpinan harus terjadi. Menurut Boni, Golkar membutuhkan figur baru yang muda, reformis, dan punya visi untuk membangun Golkar sebagai pilar demokrasi bangsa.

BACA JUGA: HNW Sesalkan MPR jadi Majelis Pervotingan Rakyat

"ARB sudah tidak relevan untuk idealisme perubahan itu. Ia sudah bagian dari sosok lama yang telah melemahkan Golkar. Figur-figur muda lain sangat relevan untuk Golkar ke depan sebab yang muda lebih mampu menjawab tantangan politik terkini dan tidak dibebani oleh kepentingan korporasi individu," sarannya.

Bila perlu, tegas Boni, ARB alias Ical, bisa dengan jiwa besar menyatakan mundur dari pencalonan. Itu lebih elegan untuk menjaga martabat dan memperlihatkan kebesaran jiwanya demi masa depan partai. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkopolhukam: Tak Ada Eksodus di Nunukan, hanya Kawinan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler