jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar (DPP PG) Melchias Marcus Makeng, mengecam cara Aburizal Bakrie (ARB) memimpin partai.
ARB katanya, seolah memerlakukan partai layaknya sebuah perusahaan berbadan usaha CV yang kepemilikannya pribadi dan dipimpin langsung oleh pemilik.
BACA JUGA: Di Facebook, Jokowi Kembali Ungkap Alasan Menaikkan BBM
"PT (perseroan terbatas) masih lebih baik karena ada komisaris, dewan komisaris, pengawas dan sebagainya. Ini seperti CV, yang kepemilikannya adalah Aburizal," ujarnya di Jakarta, Senin (24/11).
Mekeng mengungkap hal tersebut setelah sebelumnya terjadi perubahan jadwal pelaksanaan musyawarah nasional (Munas). Sedianya lewat rapat pleno yang ditetapkan oleh ARB, disebutkan munas akan digelar Januari 2015.
BACA JUGA: Lokasi Munas Golkar Masih Misterius
Namun tiba-tiba lewat rapimnas, beberapa hari lalu, diputuskan munas dipercepat menjadi 30 November sampai 4 Desember 2014.
Yang mengherankan, percepatan munas disebut secara serempak disampaikan para ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat I Provinsi. Padahal sebelumnya, mereka yang mati-matian menolak munas dipercepat.
BACA JUGA: Potong Jalur Birokrasi, Jokowi Kumpulkan Gubernur di Bogor
"Ini patut dipertanyakan, ada apa? Apa karena sudah menerima sesuatu. Demokrasi sepertinya sudah diskenario. Sungguh keterlaluan apa yang terjadi saat ini. Demokrasi dipaksakan untuk kepentingan sejumlah kelompok," ujar anggota Komisi XI DPR ini.
Menurut Mekeng, jika ARB ingin memimpin lagi, harusnya melakukan cara-cara yang sehat, jujur, dan demokratis. Jangan ada intimidasi, pemakasaan kehendak dan menghalalkan segala cara.
Dia menegaskan pertarungan belum selesai. Jika saat ini ARB dan kelompoknya leluasa memainkan Golkar sesuai kehendaknya, maka pada Munas akan ditentukan. Karena yang mencalonkan menjadi ketua umum bukan hanya ARB, tetapi ada calon lain. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPDI Perjuangan Ingin Kandaskan Interpelasi BBM
Redaktur : Tim Redaksi