Ical Ketum Kembali Dinilai Lengkapi Kegagalan Golkar

Minggu, 16 November 2014 – 12:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum Partai Golkar dinilai gagal. Oleh karena itu, apabila Ical terpilih lagi sebagai Ketum pada saat Musyawarah Nasional (Munas) ke IX Golkar dapat melengkapi kegagalan partai berlambang pohon beringin itu.

"Sulit membuat kesimpulan bahwa Golkar di bawah kepemimpinan Ical meraih sukses dan kegemilangan. Yang ada sebaliknya, perlahan Golkar kehilangan kewibawaan, gagal meraih simpati masyarakat, dan kini mulai terjebak pada pemenuhan kepentingan sesaat orang perorang. Dalam bahasa lain, jika Ical tetap maju dan akhirnya terpilih (sebagai Ketum lagi), itu melengkapi kegagalan berikutnya," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti saat dihubungi Minggu (16/11).

BACA JUGA: IPW Desak Menkopolhukam Larang Brimob Berseragam Loreng Militer

Kegagalan berikutnya yang dimaksud Ray adalah menciptakan sebuah organisasi politik modern yang didasarkan kepada prestasi objektif para pengurusnya. Ray mengimbau agar kader Golkar bisa memperhatikan hal itu.

"Jika tak dicermati secara serius oleh orang-orang Golkar, tidak berlebihan jika dikhawatirkan Golkar akan tertinggal dari partai-partai lain yang  hari demi hari terus memperbaiki mekanisme internalnya menuju partai yang lebih modern, rasional dan berprestasi," tuturnya.

BACA JUGA: Pengamat Beberkan Penyebab Golkar Dipimpin Ical Tidak Sehat

Ray menyebut setidaknya ada tiga kegagalan Ical pada saat memimpin Golkar. Pertama, Ical gagal menjadikan Golkar berjaya dalam Pemilu Legislatif 2014 .

"Kali pertama dalam sejarah Golkar perolehan suara mereka begitu melorot dalam pemilu bahkan jauh di bawah perolehan suara pada masa-masa di mana penentangan atas Golkar begitu luas yakni pada pemilu 99," ucapnya.

BACA JUGA: Petinggi PDIP Desak Jokowi Pecat Tiga Menteri Ini

Kegagalan Ical berikutnya sambung Ray, Golkar gagal mengusung calon presidennya sendiri pada saat Pilpres 2014.

"Akibat zigzag yang tidak terencana, Golkar gagal mengulang sukses yang selalu dominan dalam penentuan capres atau cawapres," ujarnya.

Kegagalan yang terakhir menurut Ray, Gokar kurang tepat dalam memilih teman koalisi. Hal ini menyebabkan kader-kader Golkar tidak mendapatkan posisi dominan.

"Secara umum, hanya satu kursi bergengsi yang mereka dapatkan yakni Ketua DPR. Di luar itu, ada ketua-ketua komisi yang tidak begitu signifikan," ungkapnya. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Susi Ngaku Tak Punya Bisnis di Simeulue, Panglima Laot Kaget


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler