jpnn.com - JAKARTA - tokoh-tokoh senior "beringin" yang masuk dalam Dewan Pertimbangan Partai Golkar kemarin malam menggelar rapat di kantor DPP Partai Golkar.
Selain Ketua Wantim Akbar Tandjung, hadir pula Wakil Wantim Luhut Pandjaitan, Sekretaris Wantim Budi Harsono, anggota Wantim seperti Fahmi Idris, Anwar Arifin, Abdul Gafur, Sri Rejeki, Patrice Morin, Sarwono Kusumaatmadja, dan Agusman Effendi.
BACA JUGA: Jabatan Gubernur Atut Segera Dicopot
Usai rapat yang berlangsung selama 2 jam 20 menit itu, Akbar menyatakan bahwa keputusan Wantim bulat untuk menghormati keputusan Rapimnas 2011, bahwa Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap maju sebagai capres. Wantim dalam hal ini menghargai proses deklarasi Ical, termasuk upaya mensosialisasikan diri ke berbagai daerah sebagai capres.
"Sebagai wantim, kami ingin konsisten, kami akan terus mempersilahkan saudara Aburizal Bakrie maju sebagai capres," ujar Akbar usai rapat kemarin malam.
BACA JUGA: Kemenag Tetapkan Kuota Haji 2014 168.800 Orang
Meski bulat mendorong Ical terus maju, Akbar menyadari bahwa Partai Golkar membutuhkan koalisi, sekaligus mencari pendamping cawapres bagi Ical. Upaya DPP Partai Golkar untuk melakukan koalisi dengan Partai Hati Nurani Rakyat, menjadi langkah maju yang harus terus dikembangkan.
"Kami mempersilahkan tidak hanya kepada Hanura, tapi juga partai lain. Ada baiknya proses dikomunikasikan dengan Wantim," ujar Akbar.
BACA JUGA: Subsidi BBM Bisa Tembus Rp 350 Triliun
Akbar menambahkan, sebagai partai besar, ada sejumlah tokoh yang kini digadang-gadang berpotensi dipinang sebagai cawapres partai lain. Selain Akbar dan Luhut, nama yang paling menonjol adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.
Terhadap posisi itu, Wantim memutuskan terhadap adanya potensi kader yang bisa memiliki jabatan strategis, hendaknya diberi kesempatan maju. Akbar menyatakan, keputusan Wantim meminta kepada DPP untuk berbesar hati melepas tokoh, jika nantinya dipinang oleh partai lain.
"Kami menyarankan DPP PG untuk memberi kesempatan, memberi jalan, jika ada tokoh yang diminta, terutama untuk pencalonan calon wakil presiden," ujarnya.
Terkait evaluasi terhadap hasil pileg, Akbar mengakui jika Partai Golkar tidak berhasil mencapai target. Dengan raihan di kisaran 14,85 persen, Partai Golkar harus legowo mendapatkan jumlah kursi antara 83-96 kursi. "Berarti kami turun 10 kursi," ujar Akbar.
Menurut Akbar, partai Golkar sudah punya pengalaman panjang. Dengan dinamika politik yang tinggi, saat ini Partai Golkar menghadapi kompetisi yg cukup ketat, yang menyebabkan target tiddk bisa dicapai. "Kami cukup prihatin, tapi kami tdk perlu larut di keprihatinan. Kami harus berbuat sesuatu ke depan," ujarnya.
Dalam hal ini, Partai Golkar harus berbuat sesuatu bisa menjadi evaluasi kami. Wantim menginginkan ke depa. Partai Golkar memiliki pengorganisasian yang jauh lebih baik, lebih profesional. Partai Golkar akan melakukan perbaikan dalam organisasi.
"Organisasi Akan dibuat lebih ramping, jangan terlalu gemuk. Organisasi dengan merit system, penuh dengan generasi muda," ujarnya. Akbar meyakini, pada saatnya nanti Partai Golkar akan kembali menjadi pemenang. (bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Tidak Boleh Jadikan Quick Count Jadi Dasar Perolehan Suara
Redaktur : Tim Redaksi