ICCT Sebut Mobil Hybrid Tidak Terlalu Berdampak Positif Bagi Lingkungan

Senin, 12 Agustus 2024 – 12:02 WIB
Ilustrasi logo hybrid. Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - International Council of Clean Transportation (ICCT) dalam penelitiannya menyebut mobil hybrid masih kurang maksimal dalam memberikan dampak positif ke lingkungan, ketimbang mobil listrik murni.

Di Amerika Serikat, mobil hybrid lansiran 2024 masih memproduksi emisi rata-rata 2,2 kali (sedan) dan 2,5 kali (SUV) lebih banyak, sepanjang siklus hidupnya daripada BEV (battery electric vehicle).

BACA JUGA: Sosok Mobil Listrik Neta S Wagon Akhirnya Diungkap

Sementara itu, untuk model plug-in hybrid (PHEV) berjenis SUV mengeluarkan emisi sebanyak dua kali lebih banyak.

Sebaliknya, SUV bermesin pembakaran internal (ICE) menghasilkan emisi hingga 3,5 kali lebih banyak dari BEV yang setara.

BACA JUGA: Gempuran Mobil Listrik Tiongkok Bikin Pemain Jepang Saling Bergandengan Tangan

Angka-angka itu dihasilkan berdasarkan kendaraan yang mengisi daya dari jaringan listrik yang ada.

Namun, ketika penilaian yang disandingkan dengan mobil listrik penuh, SUV hybrid mengeluarkan emisi sekitar 4,9 kali lebih banyak dan SUV ICE mengeluarkan emisi 6,7 kali lebih banyak selama siklus hidupnya.

BACA JUGA: Pemerintah Tolak Insentif Mobil Hybrid, Gaikindo Merespons Begini

ICCT menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca bersih selama siklus hidup kendaraan mencakup dari berbagai hal seperti emisi dari produk baterai dan kendaraan, produksi bahan baku dan bahan bakar, penggunaan kendaraan, dan pembuangan akhir masa pakai.

Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan memberikan gambaran yang jelas tentang dampak lingkungan dari sebuah mobil.

Penilaian di atas memperbarui analisis yang sudah ada pada 2021 lalu.

Menurut studi, emisi siklus hidup rata-rata BEV ukuran sedang yang dijual di AS pada tahun 2021 ialah 57-68 persen lebih rendah daripada kendaraan ICE yang setara.

Sebagai perbandingan langsung, angka terbaru tahun 2024 menunjukkan bahwa BEV memiliki tingkat 66-74 persen lebih bersih dibandingkan pesaingnya ICE, atau hingga 85 persen lebih bersih ketika listrik terbarukan ditambahkan ke dalamnya.

ICCT juga membuat proyeksi untuk tahun 2030, saat manfaat lingkungan dari BEV diharapkan akan lebih besar.

Secara khusus, emisi siklus hidup SUV ICE dari 2030 diperkirakan 7,5 kali lebih tinggi daripada emisi BEV setara yang ditenagai oleh energi terbarukan.

Lebih jauh, studi tersebut menunjukkan bahwa PHEV dan HEV memiliki potensi yang jauh lebih terbatas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan BEV. (ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuling Bukukan 2.301 SPK Sepanjang GIIAS 2024, Mobil Listrik Ini Mendominasi


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler