ICoMUS 2024, UT Mendorong Kolaborasi Para Peneliti Multi Disiplin Ilmu 

Kamis, 31 Oktober 2024 – 17:07 WIB
Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikti Sainstek M. Faiz Syuaib (tengah) diapit Wakil Rektor UT bidang Akademik Dr. Mohamad Yunus dan Ketua LPPM-UT Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, MA., Ph.D. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Penelitian Keilmuan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) menggelar International Conference of Multidiciplinary Academic Studies (ICoMUS) 2024. Ini untuk memacu peneliti melakukan riset lintas bidang ilmu serta memperkuat sinergi di dunia pendidikan.

Seminar internasional yang digelar ketiga kalinya ini mengangkat tema Collaborative Synergy for Deepening Research Understanding Steps Towards Internationalization.

BACA JUGA: Mahasiswa dari 7 Negara Belajar di Universitas Terbuka Lewat Program BINAR 2024

"Cepatnya perkembangan teknologi dan interkoneksi di berbagai sektor tidak bisa dihadapi dengan satu bidang ilmu saja tetapi membutuhkan pendekatan multidisiplin keilmuan," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM-UT) Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, MA., Ph.D. dalam sambutannya pada ICoMUS 2024 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Tangsel, Kamis (31/10).

Dia menjelaskan pendekatan multidisiplin ilmu dan sinergi sangat penting dalam menyelesaikan masalah karena berbagai alasan, di antaranya komplesitas masalah atau tantangan yang dihadapi saat ini. Baik itu bersifat sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknologi, bersifat kompleks dan saling terkait. 

BACA JUGA: 4 Guru Besar Baru, Universitas Terbuka Ingin Citra Positifnya Mendunia

Setiap disiplin ilmu mungkin hanya bisa menjelaskan satu aspek dari masalah tersebut. Dengan melibatkan banyak disiplin, kita mendapatkan perspektif yang lebih komprehensif, sehingga solusi yang dihasilkan lebih menyeluruh.

Setiap bidang ilmu memiliki batasan atau kekurangan, sebagai contoh pendekatan teknologi saja mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan masalah sosial atau psikologis yang muncul akibat perubahan teknologi. Dengan pendekatan multidisiplin, setiap ilmu dapat melengkapi kelemahan ilmu lainnya.

BACA JUGA: Dongkrak Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Terbuka Berdayakan Masyarakat Desa Muara

"Karenanya, para peneliti perlu memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk memperdalam penelitian, baik itu dalam skala nasional maupun internasional," ujarnya. 

Melalui sinergi dan kolaborasi, maka akan mampu memecahkan masalah kompleks secara holistik, seperti perubahan iklim, kesehatan global, dan keamanan pangan dan melibatkan berbagai aspek yang saling terkait.

Sinergi memungkinkan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk bekerja bersama dalam memahami dan menyelesaikan masalah ini dari berbagai sudut pandang, menghasilkan solusi yang lebih menyeluruh dan efektif.

"Universitas Terbuka berharap kegiatan ini menjadi sebuah forum bagi akademisi dan praktisi multidisiplin ilmu untuk membahas riset, inovasi dan tantangan serta solusinya," ucapnya.

ICoMUS 2024 menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk saling berbagi pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Di sisi lain, juga menjadi peluang membangun kerja sama atau kolaborasi dengan semua pihak di masa depan.

"Ini juga menjadi kesempatan bagi dosen maupun mahasiswa untuk mempresentasikan hasil penelitiannya, juga memperkuat publikasi internasional," sebutnya.

Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemendikti Sainstek) M. Faiz Syuaib mengatakan, ICoMUS adalah salah satu hajatan penting dalam dunia pendidikan. Sebab, di sini dapat berbagi informasi dan ilmu dengan berbagai pihak termasuk akademisi dengan para peneliti di dunia. 

Dia mengatakan, saat ini manusia dihadapkan pada permasalahan yang semakin banyak dan kompleks. Semua itu harus dihadapi dan dicarikan solusi bersama sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak serta berbagai disiplin ilmu sehingga bisa mendapatkan penyelesaian terbaik.

"Semua persoalan yang muncul dan kompleks menuntut pemecahan sesegera mungkin dan bisa dilakukan dengan cepat jika ada kolaborasi semua pihak," tegasnya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Universitas terbuka (UT) Rahmat Budiman, Ph.D. menyebutkan, UT akan meningkatkan kerja sama baik itu dengan pihak di dalam maupun di luar negeri. UT juga menganggarkan dana riset Rp40 miliar di tahun 2025 untuk menunjang kegiatan penelitian para dosen dan mahasiswa.

"Budget riset sekitar Rp 40 miliar tahun depan. Angka itu bisa berubah jika jumlah proposalnya meningkat. Proposal dinilai oleh tim independen," katanya.

Sementara itu, ICoMUS 2024 yang dibuka Wakil Rektor UT bidang Akademik Dr. Mohamad Yunus ini menampilkan tiga pembicara internasional terkemuka, yaitu Reynaldo B Vea dari Mapua University, Filipina, Dr. Wesley Teter dari University of Tokyo dan pendiri Mavericks, dan Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. dari Universitas Terbuka (UT). 

Juga diikuti 300 peserta terdiri dari 130 presenter yang memaparkan hasil riset secara luring maupun daring, serta 158 partisipan lainnya. 

Yang menarik perhatian adalah partisipasi seorang mahasiswa UT yang disabilitas sebagai salah satu presenter. Kehadirannya menunjukkan komitmen UT dalam memberikan akses pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat dan mendorong partisipasi yang setara di dunia akademik. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler