ICSF Bongkar Fakta soal Pembobolan Data, Banyak Perusahaan Tak Sadar, Hati-hati

Jumat, 30 Juli 2021 – 21:50 WIB
ICSF mengungkapkan fakta terkait pembobolan data yang membuat perusahaan tak sadar telah menjadi korban. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) mengungkapkan fakta terkait pembobolan data yang membuat perusahaan tak sadar telah menjadi korban.

Ketua ICSF Ardi Sutedja mengatakan biasanya data perusahaan atau lembaga dapat bocor secara bertahap dan pembobolan bisa terjadi pada waktu tertentu seperti libur panjang.

BACA JUGA: Sebanyak 35 Ribu Pelanggan PDAM di Bogor Terdampak Kebocoran Pipa

"Di mana orang pada lengah," kata Ardi di Jakarta, Jumat (30/7).

Ardi mengatakan kebocoran data paling sering terjadi karena beberapa penyebab, antara lain kurangnya pemahaman staf perusahaan terkait perlindungan data dan privasi.

BACA JUGA: 2 Juta Data Nasabah BRI Life Bocor, Bareskrim Langsung Bergerak

Di samping itu, kurangnya pembaharuan prosedur perlindungan data, dan ketiadaan pemantauan sistem pengolahan data secara remote.

"Ketiadaan backup dan prosedur pengolahan yang baku, klasifikasi data yang buruk, dan ketiadaan prosedur pemusnahan data yang telah didigitalisasi juga menjadi penyebab kebocoran data," bebernya.

BACA JUGA: Rumah Gampang Bocor? Onduline Tawarkan Solusi Baru, Simak Nih

Kemudian, kebocoran data bisa terjadi karena tindakan fisik, seperti pencurian laptop, handphone, dan media penyimpanan data seperti storage device, serta rekayasa sosial atau social engineering, dan karena faktor manusia.

"Masih terkait faktor manusia, data juga bisa bocor karena ketiadaan prosedur baku dalam melindungi data fisik, ketiadaan pemberdayaan staf dan karyawan untuk turut mengamankan aset data perusahaan, dan ketiadaan kebiasaan memutakhirkan sistem perangkat lunak," kata Ardi.

Selain itu, tambah dia, data juga bisa bocor karena tidak dienkripsi, perangkat-perangkat portable yang digunakan untuk menyimpan data tidak memiliki sistem proteksi yang baik, dan ketiadaan pihak ketiga yang siap membantu menangani kebocoran data secara profesional.

"Ke-12 hal tersebut harus serentak dibangun dan tidak bisa berdasarkan fase karena proses pengolahan data itu berjalan 24/7," ujar Ardi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler