jpnn.com, BANJARNEGARA - Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation menyebut diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ke-3 di Indonesia 2019, yaitu sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk.
BACA JUGA: 6 Manfaat Air Rebusan Pare Campur Madu, Bikin Diabetes Ambyar
Diabetes melitus adalah sekumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu kadar gula darah yang tinggi, yang terjadi akibat gangguan dalam sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
BACA JUGA: 4 Manfaat Pisang Rebus Campur Madu, Diabetes Bakalan Ogah Mendekat
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950.
IDI Kabupaten Banjarnegara dengan alamat website idikabbanjarnegara.org yang dipimpin oleh dr. Bugar Wijiseno, MARS., FISQua mengatakan pihaknya berkomitmen terus mengedukasi bahaya penyakit tersebut kepada masyarakat.
BACA JUGA: 4 Khasiat Rutin Minum Air Kelapa untuk Penderita Diabetes
"Kami berkomitmen untuk melanjutkan program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit diabetes melitus bagi kesehatan," kata dia.
Berikut jenis-jenis diabetes melitus serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja jenis dari penyakit diabetes melitus?
IDI Kabupaten Banjarnegara menjelaskan bahwa diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi.
Penyakit ini terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap glukosa dengan baik. Diabetes melitus memiliki beberapa jenis meliputi:
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.
Diabetes tipe ini umumnya muncul pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun.
Penderita diabetes tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup untuk mengontrol kadar gula darah mereka.
2. Diabetes Tipe 2
dari semua kasus diabetes. Pada tipe ini, tubuh mengalami resistensi terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat bekerja secara efektif untuk menurunkan kadar gula darah.
Diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lansia, terutama yang memiliki gaya hidup tidak sehat dan obesitas.
Pengelolaan diabetes tipe 2 biasanya melibatkan perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan jika diperlukan.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi selama kehamilan ketika tubuh wanita tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk memenuhi kebutuhan tambahan selama masa tersebut. Meskipun biasanya hilang setelah melahirkan, wanita yang mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Apa saja obat yang tepat bagi penderita diabetes melitus?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Banjarnegara telah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penderita diabetes melitus.
Selain menjaga pola hidup dan makan yang sehat, penderita diabetes melitus memerlukan pengobatan yang tepat untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Berikut adalah berbagai jenis obat yang umum diresepkan untuk penderita diabetes meliputi:
1. Obat Metformin
Metformin adalah obat pertama yang sering diresepkan untuk penderita diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.
Efek samping yang mungkin terjadi termasuk mual, diare, dan gangguan pencernaan lainnya.
2. Obat Sulfonilurea
Obat ini merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Contoh obat dalam golongan ini termasuk glibenklamid dan glimepiride.
Penggunaan sulfonilurea dapat menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah rendah) jika tidak diimbangi dengan asupan makanan yang cukup.
3. Obat Meglitinide
Meglitinide juga berfungsi untuk meningkatkan produksi insulin, tetapi bekerja lebih cepat dan tidak bertahan lama dibandingkan sulfonilurea. Obat ini cocok untuk digunakan sebelum makan untuk mengontrol lonjakan gula darah setelah makan.
Dosis penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan individu dan petunjuk dokter.
Pengobatan diabetes melitus harus disesuaikan dengan jenis diabetes dan kondisi kesehatan masing-masing individu.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis obat yang paling sesuai dan dosis yang tepat, serta untuk memantau efek samping yang mungkin terjadi selama pengobatan.
Selain itu, perubahan gaya hidup sehat seperti diet seimbang dan olahraga juga sangat penting dalam pengelolaan diabetes. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Khasiat Air Labu Siam Campur Madu, Bisa Bantu Obati Diabetes
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com