jpnn.com, JAKARTA - Diabetes menjadi salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia.
Diabetes tipe 1 adalah penyakit yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin, Jumlah penderita diabetes tipe 1 di Indonesia sejak 2022 adalah 41.817 orang.
BACA JUGA: 5 Manfaat Rutin Minum Air Lemon Campur Serai, Penderita Diabetes Wajib Mengonsumsinya
Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tipe 1 terbanyak di Asia.
IDI Kabupaten Barito Selatan yang beralamat website idibaritoselatan.org menjelaskan diabetes tipe 1 adalah salah satu penyakit yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara optimal.
BACA JUGA: IDI Banjarnegara Ungkap Pengobatan yang Tepat untuk Penderita Diabetes Melitus
Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula dalam darah dan membantu mentransfer glukosa ke sel-sel tubuh.
Oleh karena itu, penting bagi IDI untuk memberikan program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit diabetes tipe 1 bagi kesehatan.
BACA JUGA: 10 Camilan Enak untuk Penderita Diabetes
Apa saja penyebab terjadinya penyakit diabetes tipe 1?
IDI Kabupaten Barito Selatan menjelaskan diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel beta di pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin.
Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya diabetes tipe 1 meliputi:
1. Faktor usia dan geografis
Diabetes tipe 1 secara umum lebih sering kali terdeteksi pada anak-anak dan remaja, terutama antara usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun.
Selain itu, orang yang tinggal di daerah jauh dari garis khatulistiwa mungkin memiliki risiko lebih tinggi karena kurangnya paparan sinar matahari yang dapat mempengaruhi kadar vitamin D.
2. Reaksi terhadap kekebalan tubuh
Diabetes tipe 1 tergolong sebagai penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di pankreas. Proses ini menyebabkan penurunan atau bahkan penghentian total produksi insulin.
Penyebab pasti dari reaksi autoimun ini belum diketahui, tetapi ada dugaan bahwa faktor lingkungan dan genetik berkontribusi.
3. Terinfeksi virus
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus tertentu, seperti virus Coxsackie dan Epstein-Barr (EBV), dapat memicu respons autoimun yang berujung pada diabetes tipe 1.
Virus-virus ini dapat memicu perubahan dalam sistem imun yang akhirnya menyerang sel beta pankreas.
4. Faktor lingkungan
Meskipun faktor genetik berperan, faktor lingkungan seperti pola makan, paparan terhadap racun tertentu, dan infeksi juga dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 1.
Namun, hubungan antara faktor lingkungan dan terjadinya diabetes tipe 1 masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes Tipe 1?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Barito Selatan telah meneliti lebih lanjut terkait penyakit Diabetes Tipe 1.
Pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1 bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi.
Berikut adalah beberapa obat dan terapi yang direkomendasikan:
1. Terapi Insulin
Penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin secara teratur karena tubuh tidak memproduksi insulin.
Insulin tidak dapat diberikan dalam bentuk pil karena akan dicerna oleh lambung.
Selain itu, alat ini memberikan insulin secara kontinu dan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan, terutama saat makan. Pompa insulin terhubung ke kateter yang dimasukkan di bawah kulit.
2. Obat Antihipertensi
Obat tekanan darah tinggi yang biasa diresepkan untuk pasien diabetes tipe 1 adalah obat antihipertensi. Obat ini seperti Chlorothiazide, Chlorthalidone, Hydrochlorothiazide/HCT.
Namun, penggunaannya membutuhkan resep langsung dari dokter.
Selain mengonsumsi obat yang sudah di jelaskan, penting untuk tetap menjaga pola makan sehat. Menerapkan diet tinggi serat dan rendah lemak, serta memperhatikan asupan karbohidrat, sangat penting untuk pengelolaan gula darah.
Pengobatan diabetes tipe 1 harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, dengan penyesuaian dosis insulin berdasarkan pemantauan rutin kadar gula darah.
Penting untuk mengikuti rencana perawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi jangka panjang.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul