jpnn.com, JAKARTA - OSTEOPOROSIS merupakan penyakit yang biasanya menyerang orang lanjut usia.
Kondisi ini terjadi dimana kepadatan tulang berkurang menyebabkan tulang menjadi rapuh.
BACA JUGA: Anda Tidak Ingin Terserang Osteoporosis, Hindari Mengonsumsi 3 Makanan Ini
Berdasarkan data Kemenkes, prevalensi osteoporosis di Indonesia adalah sekitar 10,3 persen.
Ini berarti, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.
BACA JUGA: IDI Kota Dompu Berikan Informasi Pengobatan Cedera Saraf Tulang Belakang
IDI Kota Bogor dengan alamat website idibogor.org adalah salah satu organisasi kesehatan dan menjadi wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter di wilayah Bogor.
BACA JUGA: Hari Osteoporosis Nasional 2024: Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan Tulang Dinilai Masih Kurang
IDI berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
IDI Bogor kemudian meneliti lebih lanjut mengenai penyakit osteoporosis yang sering menyerang dan mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia dan rekomendasi obat yang tepat bagi para penderitanya.
Apa saja penyebab utama terjadinya osteoporosis? IDI Kota Bogor menjelaskan ketika proses pembentukan tulang baru tidak bisa mengimbangi hilangnya tulang lama, hal ini menyebabkan struktur tulang menjadi lemah, yang meningkatkan risiko patah tulang, yang sering terjadi pada panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Ini dikenal sebagai osteoporosis.
Adapun penyebab osteoporosis meliputi:
1. Usia dan penuaan
Penuaan adalah penyebab utama osteoporosis. Kemampuan tubuh untuk membuat tulang baru berkurang seiring bertambahnya usia, terutama setelah mencapai puncak massa tulang pada usia sekitar tiga puluh tahun.
2. Gaya hidup yang tidak sehat
Faktor-faktor seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan bisa menyebabkan hilangnya massa tulang lebih cepat.
Olahraga teratur memperkuat otot dan tulang, sementara merokok dan alkohol mengganggu metabolisme tulang.
3. Adanya perubahan hormon
Faktor utama penyebab pengeroposan tulang adalah penurunan hormon estrogen pada wanita setelah menopause.
Penurunan testosteron pada pria juga bisa berdampak pada kesehatan tulang.
Memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga juga bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
4. Kondisi medis tertentu
Penyakit seperti anoreksia nervosa, gangguan tiroid, sindrom Cushing, dan penyakit pencernaan yang mengganggu penyerapan nutrisi bisa meningkatkan risiko osteoporosis.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala osteoporosis?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah merangkum beberapa obat yang bisa mengurangi rasa sakit pada tulang akibat osteoporosis.
Untuk mengatasi gejala osteoporosis dan meningkatkan kepadatan tulang, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Obat Bisfosfonat
Obat ini mengurangi resorpsi tulang dan meningkatkan kepadatan tulang.
Alendronate adalah salah satu contoh obat ini yang digunakan untuk mencegah dan menangani osteoporosis, khususnya pada wanita.
Dokter biasanya meresepkan 5-10 mg setiap hari atau 35-70 mg sekali seminggu.
2. Obat Risedronate
Risedronate adalah obat yang digunakan untuk mengobati pengeroposan tulang, atau osteoporosis.
Obat ini bisa membantu memperkuat tulang Anda, sehingga mereka tidak mudah patah.
Dokter biasanya merekomendasikan 5 mg setiap hari atau 35 mg sekali seminggu.
3. Susu Anlene
Selain beberapa obat yang telah direkomendasikan, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi susu untuk mencukupi kebutuhan asupan nutrisi pada tulang.
Susu anlene bisa membantu mencegah osteoporosis karena mengandung nutrisi seperti kalsium, vitamin D, protein, dan magnesium.
Selain mengonsumsi obat, perubahan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga dan minum susu khusus tulang juga sangat penting dalam pengelolaan osteoporosis.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IDI Gerung Bagikan Informasi Pengobatan Migrain yang Tepat
Redaktur & Reporter : Fany