IDI Desak Investigasi Anak-anak yang Kena Vaksin Palsu

Kamis, 30 Juni 2016 – 18:41 WIB
Petugas medis menunjukkan vaksin asli. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - BANDARLAMPUNG – Menyikapi peredaran vaksin palsu, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandarlampung melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah fasilitas kesehatan (faskes). 

Tidak hanya puskesmas atau rumah sakit, BBPOM juga turun untuk menyidak stok vaksin yang ada di apotek.

BACA JUGA: Ibu-Ibu...Ini 4 Langkah Cerdas Memilih Produk Makanan Kemasan

Menurut Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BBPOM Bandarlampung Hotna Panjaitan, pengawasan belum sampai ke semua kabupaten/kota di Lampung. Pihak BBPOM baru sebatas melakukan investigasi di kota Bandarlampung dan Metro. 

’’Untuk daerah lain kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) agar turut sidak,” ucapnya, seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: BPOM Temukan 5.235 Kemasan Kosmetik Bahan Berbahaya

Sementara, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung juga ikut cemas terkait penyebaran vaksin bayi palsu.

Ketua IDI Lampung Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes. menyatakan, IDI meminta pemerintah daerah (pemda), untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengadaan dan peredaran vaksin bayi di setiap daerah.

BACA JUGA: Tolong deh..Video Lagu Lelaki Kardus Tidak Disebarluaskan Lagi!

’’Bisa dikatakan ini bukti fungsi pengawasan sedikit kecolongan. Sekarang yang harus dilakukan adalah mencegah agar vaksin tersebut tidak sampai merugikan banyak masyarakat. Wajib perketat pengawasan!” tegas Asep saat dihubungi Radar Lampung kemarin.

Menurutnya, pemda bersama pihak terkait wajib segera turun untuk melakukan sidak ke sejumlah fasilitas kesehatan. Ya, pihaknya meminta agar tim tersebut mengevaluasi kembali pengadaan vaksin bayi di sejumlah fasilitas kesehatan. Tujuannya tidak lain guna memastikan keaslian vaksin yang diberikan.

’’Segera amankan vaksin bayi yang memang diduga palsu,” pintanya.

Tidak berhenti di situ, IDI juga mendesak pemda untuk investigasi terkait kemungkinan anak-anak yang mendapatkan vaksin bayi palsu. Selanjutnya, mereka wajib divaksinasi kembali. 

’’Kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan vaksinasi, harus memastikan vaksin yang diberikan adalah asli,” pintanya.

Kepada masyarakat, dirinya juga mengimbau agar tidak sungkan meminta informasi terkait vaksin yang akan diberikan untuk anaknya yang hendak divaksinasi. Menurutnya, memastikan vaksin tersebut asli atau tidak adalah hak masyarakat yang dilindungi undang-undang. 

’’Kepada tenaga medis jangan buru-buru tersinggung bila masyarakat menanyakan keaslian vaksin yang hendak diberikan kepada anaknya,” imbau Asep.

Pihaknya mengaku sangat menyayangkan penyebaran vaksin bayi palsu tersebut. Sebab, kandungan dari vaksin bayi palsu tersebut jelas sangat mempengaruhi dampak keamanan vaksin. Yang mana, pembuatan vaksin palsu jelas tidak memenuhi standar sterilisasi membuat vaksin tersebut terkontaminasi oleh mikroorganisme. 

’’Kontaminasi tersebut menimbulkan resiko infeksi yang dapat bersifat ringan sampai berat,” ucapnya.

Padahal, lanjut dia, dengan vaksinasi para orang tua berharap anaknya mendapat jaminan kekebalan tubuh. Sementara, adanya vaksin palsu justru membuat fungsi proteksi gagal membentuk kekebalan tubuh sang anak terhadap berbagai penyakit. 

’’Jadi bila seorang anak dipastikan mendapat vaksin palsu, tentunya harus menjalani vaksinasi kembali untuk memberikan kekebalan pada tubuhnya,” pungkasnya. (sur/p5/c1/whk/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Alasan Pengacara Saipul Jamil Klaim Tidak Bersalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler