jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan hampir seluruh daerah di Indonesia mengalami penurunan penjualan hewan kurban di tahun 2021.
Hal ini akibat gelombang kedua Covid-19 yang memaksa pemerintah melakukan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) darurat.
BACA JUGA: Mentan Mengingatkan Panitia Pemotongan Hewan Kurban Mematuhi Prokes
“Saya mendapat laporan dari beberapa kelompok peternak, terutama kelompok ternak kambing dan sapi yang tersebar di Indonesia. Semua kompak menyatakan bahwa tahun ini penjualan hewan kurban sapi dan kambing mengalami kemerosotan yang cukup signifikan. Meski ini keadaan yang sangat terpaksa demi mengendalikan penyebaran virus varian delta yang sangat menular dan berbahaya. Saya sangat prihatin terhadap kejadian ini karena upaya penyiapan hewan kurban telah dilakukan sudah sebelas bulan lalu,” ujar Akmal, Kamis (15/7).
Politikus PKS ini meminta kepada pemerintah agar pasca-Iduladha, ada program pendampingan untuk makin mengembangkan ternak sapi dan kambing untuk keperluan masyarakat.
BACA JUGA: Nilai Tukar Petani Naik 0,19 persen, Begini Respons Politikus Andi Akmal
Dengan tidak terserapnya hewan kurban berupa sapi dan kambing atau domba, diharapkan cadangan hewan ternak ini masih banyak di lapangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di hari-hari berikutnya.
Legislator asal Sulawesi Selatan II berharap ketika pendampingan kepada para kelompok ternak di seluruh Indonesia ini berjalan dengan baik, dimasa datang pemenuhan kebutuhan daging yang selama ini kerap kali berpolemik akibat daging impor dapat teratasi.
“Kita ini tidak pernah berhasil dalam mengelola kebutuhan daging secara nasional. Padahal kebutuhan tersentralisasi di kota besar terutama Jabotabek, Medan, Bandung dan Surabaya. Segala macam program seperti penyelamatan sapi betina produktif, sensus sapi rakyat, penyilangan bibit unggul dan lain sebagainya, tetap ada waktu-waktu tertentu daging mahal, impor pun jadi masalah,” ujar Akmal.
Akmal melanjutkan ketika para peternak tidak terserap hewan qurbannya di tahun ini, akan terjadi banyak konsekuensi di kalangan mereka. Pertama, pendapatan mereka menurun drastis. Kedua, ketersediaan hewan cukup melimpah. Sehingga para peternak ini perlu di dampingi baik sisi modal maupun pemasarannya di kemudian hari.
Akmal berharap Idul Kurban tahun ini meskipun terjadi penurunan jumlah, tetapi kualitasnya tidak berkurang. Dengan tetap berjalannya protokol kesehatan yang sangat ketat, memang menjadi suasana kurban berbeda dari tahun-tahun sebelum pandemi.
“Semoga para peternak tetap semangat untuk mengembangkan peternakan sapi dan kambingnya dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri pasca-Iduladha dapat dilakukan tanpa melakukan importasi,” ujar Andi Akmal Pasluddin.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich