IFAD: Amazing, AWR Bisa Berkomunikasi dengan 5.733 kostratani

Selasa, 27 April 2021 – 12:11 WIB
IFAD mengapresiasi penggunaan teknologi digitalisasi pertanian melalui penguatan kostratani di 5.733 BPP di seluruh Indonesia. Foto: BBPSDMP

jpnn.com, JAKARTA - Agriculture War Room (AWR) yang dimiliki Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat apresiasi langsung dari International Fund for Food and Agriculture (IFAD).

Pasalnya, kini AWR Jakarta mampu memonitor standing crop padi di lebih 5.733 kecamatan melalui KOSTRATANI.

BACA JUGA: BPPSDMP Sebut Kebangkitan Pertanian dimulai dari Petani dan Penyuluh

Kementan sendiri telah lama menjalin kerja sama dengan IFAD dalam upaya membangun pertanian melalui dukungan transformasi pedesaan yang inklusif.

Diharapkan masyarakat pedesaan khususnya petani dapat mencapai mata pencaharian yang berkelanjutan.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan: Kunci Keberhasilan Pertanian Ada di SDM yang Berkualitas

Director/Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia Ivan Cossio Cortez mengapresiasi penggunaan teknologi digitalisasi pertanian melalui penguatan kostratani di 5.733 BPP di seluruh Indonesia yang dituangkan dalam Agriculture War Room (AWR).

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari usaha besar dalam membangun pertanian, saya dan Menteri Pertanian memiliki prioritas yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan petani, untuk itu kami berharap dapat terus saling bantu dan support petani Indonesia”, ujar, Ivan saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta (26/4).

BACA JUGA: Kementan dan IFAD Prioritaskan Kesejahteraan Petani

Menurut Ivan AWR memiliki kegunaan dan potensi yang besar dalam memberikan informasi yang akurat bagi petani di Indonesia.

Dia menyebut, teknologi tinggi yang diterapkan AWR dapat membantu para petani dalam memberikan informasi yang tepat kapan petani harus tanam maupun panen.

"Amazing, saya kagum melalui AWR kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi dari seluruh wilayah di Indonesia, terutama di 5.733 BPP Kostratani, “ungkap Ivan saat mengunjungi AWR.

Lebih lanjut, Ivan mengungkapkan bahwa petani Indonesia sudah memiliki kemampuan dalam mengolah lahannya secara produktif. Namun peran Kementan dalam melakukan singkronisasi cara tradisional kedalam pertanian modern sangat baik, sehingga petani mendapatkan nilai tambah dan keuntungan yang lebih.

“Dukungan program yang dilakukan Kementan terhadap hasil produksi Petani tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, namun juga memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara lebih luas, sehingga secara ekonomi dapat mendorong peningkatan pendapatan petani“ ungkapnya.

Sementara itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya menghargai upaya IFAD untuk melakukan sinergi dalam mendukung program nasional.

Beberapa program tersebut eperti meningkatkan produktivitas, akses pasar dan layanan keuangan pada program Integrated Participatory Development Management of Irrigation Project (IPDMIP); mendorong tumbuhnya agripreneur dan petani millenial pada program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS); pemberdayaan masyakarat tani pada program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI), ataupun pengembangan agribisnis dan penguatan sistem kelembagaan pada program UPLAND.

“Saya mengapresiasi dukungan dan fleksibilitas yang diberikan oleh IFAD kepada manajemen program dalam melakukan penyesuaian implementasi kegiatan di lapangan khususnya di masa pandemi COVID-19, “ ungkap Mentan Syahrul.

Seperti diketahui IFAD berperan dalam pembiayaan pembangunan pertanian di seluruh negara anggota, termasuk Indonesia. Selama periode 1980 hingga 2020, IFAD telah memberikan dukungan pendanaan untuk pembangunan pertanian di Indonesia dengan total nilai sekitar USD 669,5 juta yang dialokasikan melalui pendanaan 20 proyek yang tersebar di sejumlah provinsi dengan total penerima manfaat mencapai 3.904.000 KK.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP Kementan telah bekerjasama dgn IFAD dalam melaksanakan program IPDMIP, READSI, dan YESS.

"Kegiatan utama dari program tersebut antara lain Digitalisasi pertanian melalui penguatan kostratani di 5.733 BPP di seluruh Indonesia, dan Pembangunan petani pengusaha milenial," tuturnya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, kegiatan penguatan kostratani meliputi pengadaan sarana komputer dan internet, mengkoneksikan 5.733 BPP dengan AWR.

"Selanjutnya, AWR dijadikan sebagai fasilitator atau pengelola data pertanian yang dikirimkan oleh Kostratani. Di saat yang sama, AWR juga digunakan untuk memonitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, informasi ini hingga level kecamatan yang bisa diverifikasi kepada kostratani.

"Selain itu, kita juga melakukan peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan dari AWR ke Kostratani yang dilakukan secara rutin dan insidental," jelasnya.

Dedi Nursyamsi juga menyampaikan jika AWR juga digunakan untuk mengkomunikasikan program-program Kementan kepada penyuluh dan petani.

"Bahkan Mentan bisa langsung menyapa petani setiap hari Jumat dari AWR ke seluruh Kostratani melalui acara MSPP," tambahnya.

Sedangkan kegiatan kerjasama lainnya yaitu membangun 2,5 juta petani milenial. Program YESS mengadakan pelatihan-pelatihan tematik bagi petani milenial, dari bagaimana mendapatkan KUR, mengelola on farm dengan alsintan modern, panen, pasca panen, olahan, pengemasan, distribusi hingga pemasaran.

"Selanjutnya program ini juga memberikan sedikit insentif modal bagi petani milenial sebagai trigger agar mereka semangat untuk bisnis di sektor pertanian. Lalu program ini juga mendampingi petani milenial hingga mereka berhasil dalam wirausaha," katanya. (jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler