Kerjasama yang akan berlangsung selama lebih kurang 18 bulan ini akan membantu menetapkan prioritas reformasi guna mengurangi rintangan regulasi dan administrasi bagi petani kecil kakao
BACA JUGA: Sulbar akan Tolak Transmigran Tak Terampil
Selain itu, upaya ini juga dipastikan akan membantu mengidentifikasikan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam melakukan reformasi, serta berbagi pengalaman dan informasi dengan para pemangku kepentingan di bidang kakao di seluruh Indonesia."Kami sangat senang dapat bermitra dengan IFC dan pemerintah Australia, untuk memperbaiki iklim investasi kakao di Sulsel," terang Gubernur Provinsi Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Syahrul, hal ini merupakan langkah yang penting dan bermakna dalam mempromosikan pertumbuhan berkelanjutan di industri kakao
Sementara itu, IFC Indonesia Country Manager, Adam Sack, juga mengatakan bahwa rintangan pada regulasi sering terindentifikasi sebagai halangan utama bagi para pelaku besar agribisnis untuk berhubungan langsung dengan para petani kecil
BACA JUGA: Jaksa Bidik Mantan Legislatif Banjar
"Dengan memperbaiki regulasi dan iklim usaha di dalam agribisnis, maka akan mampu meningkatkan investasi di dalam sektor tersebut dan menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di pedesaan," jelasnya.Untuk diketahui juga, guna memperbaiki taraf hidup petani kecil di pedesaan, kerjasama ini juga didukung oleh Australia Indonesia Partnership's Smallholder Agribusiness Development Initiative
BACA JUGA: Bakal Ada Dua Panwaslu di Kapuas
Oleh sebab itu, kerjasama dengan para pemangku kepentingan di industri ini sangat penting dalam memperbaiki dan meningkatkan daya saing," tambah Direktur Program Australia Indonesia Partnership, Jacqueline L Pomeroy, yang turut hadir dalam acara tersebut(cha/har/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufik Effendy Gamang
Redaktur : Tim Redaksi