Ignasius Jonan Bicara di Depan Mahasiswa, Serius tapi Lucu

Sabtu, 11 November 2017 – 07:53 WIB
Ignasius Jonan. Foto: Imam Husein/dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, di zaman yang serba berubah cepat, orang yang berpikiran pesimis akan tertinggal. Tidak bisa berkembang.

Terus berpikir kreatif dan optimis menjadi kunci individu untuk menghadapi revolusi industri 4.

BACA JUGA: Pemerintah Batasi Gerak Freeport untuk IPO

”Ciri revolusi industri tahap ini adalah revolusi cara berpikir,” terang Ignasius Jonan saat mengisi International Development Student Conference (IDSC) 2017 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, kemarin (10/11).

Di hadapan ratusan mahasiswa, Jonan mengatakan, revolusi cara berpikir yang harus dimiliki generasi muda adalah kreativitas dan inovasi.

BACA JUGA: Kapitalisasi Pertamina Rp 500 Triliun Jika Melantai di Bursa

Pemuda yang mampu menyesuaikan diri dan berhasil berpikir melampaui zaman akan mendapatkan kesuksesan.

Orang harus berpikir out of the box. Selalu berani menghadapi tantangan. Apapun resiko yang bakal ditempuh, orang harus siap.

BACA JUGA: Bisnis Koran Tertekan, Tapi Bukan Berarti Akan Mati

Berpikir yang lempeng-lempeng saja, hanya akan menghambat seseorang. ”Nah, kalian jangan berpikir linier. Temukan sendiri ”kotak” yang akan mengubah dunia,” tuturnya.

Cara berpikir kreatif itulah yang saat ini membawa banyak orang ke posisi penting di dunia. Seperti Steve Jobs dengan teknologi applenya, Jack Ma dengan raksasa bisnis onlinenya, hingga sosok Sebastian Kurz yang menjadi Menteri Luar Negeri termuda Austria.

Gagasan besar yang diciptakan oleh para pemikir kreatif itulah yang membuat banyak tokoh yang sebenarnya tidak sukses dalam bidang akademik mendapat banyak pengharagaan.

”Salah satunya ya Pak Dahlan (Dahlan Iskan,Red) ini. Dia tidak lulus kuliah tapi dapat gelar doktor,” tutur Jonan sambil melirik Dahlan Iskan. Sontak, sindirian itu membuat ratusan mahasiswa yang hadir tertawa meriah.

Mantan Menteri Perbuhungan itu lantas melanjutkan kelakarnya dengan mengejek mahasiswa yang hadir di ruang Aula KRT Fajar Notonegoro.

”Jadi, setelah ngomong begini. Apakah kalian masih mau lanjutin kuliah,” ucap Jonan diiringi tawa mahasiswa. Hahaha.

Tak mau kalah, Dahlan Iskan yang menjadi pembicara kedua juga langsung menyindir Jonan sebelum memberikan materi.

Dahlan mengaku, salut dengan cara kerja alumnus akuntasi Unair itu saat menjadi Menhub. Jonan dia anggap sebagai menteri yang sangat teliti dan pekerja keras.

”Sampai dibelani turu mlungker (Sampai dibela tidur, Red) di kursi kereta api ekonomi,” tutur Dahlan.

Dalam revolusi industri 4, Dahlan menyampaikan mengenai perkembangan teknologi yang sangat cepat. Kini, aktivitas yang sebelumnya dikerjakan manusia mulai digantikan dengan robot. Sistem digitalisasi.

Banyak profesi pekerjaan yang hilang. Yang paling dekat, adalah bergantinya petugas keuangan di bank dari manusia menjadi sistem komputerisasi.

Perkembangan lainnya bisa dilihat dari semakin tidak digunakannya uang konvensional sebagai syarat transaksi jual beli.

”Ayo sekarang saya mau tanya pada mahasiswa di sini,” tuturnya. Dahlan kemudian meminta beberapa mahasiswa untuk berpendapat. Mengenai hilangnya profesi manusia karena digantikan oleh perkembangan teknologi.

Mujianto, salah seorang mahasiswa mengungkapkan bahwa perubahan tersebut akan merugikan manusia. Menurutnya, ke depan orang akan banyak menganggur. Lantaran bekerjaannya telah diambil alih.

Komentar itu langsung disanggah Dahlan. Sambil menempuk pundak Jumianto, mantan Menteri BUMN itu mempertanyakan siap pesimistis Mujianto. ”Anda masih terlalu pesimis menghadapi hari depan,” jelasnya.

Sikap pesimistis harus dibuang jauh-jauh dari pikiran. Sebab, pemikiran khawatir akan nasib ke depan itu hanya akan membuat orang tidak bisa maju. Toh, semua teknologi muncul saat ini ternyata memilik banyak manfaatnya dibandingkan dampak negatifnya.

Saat ini, di masa yang terus berkembang cepat, sebenarnya banyak orang di dunia juga mengalami kebimbangan. Menerka, apa saja yang bakal terjadi di masa depan.

”Nah, pada posisi inilah pemuda harus tampil. Wujudkan mimpi kalian,” terangnya. Kesempatan bermimpi itu harus terus dikejar dan direalisasikan.

Kunci lainnya yang harus dimiliki pemuda adalah pantang menyerah. Tahap banting. Tidak mudah mengeluh.

Orang yang gampang ngomel pasti tidak akan pernah sukses. Kesuksesan juga tidak bakal mengampiri tukang gosip.

Tapi, kalau sudah sukses baru boleh ngomel. Cerewet memperbaiki sistem itu sangat perlu dilakukan oleh pemimpin.

”Ya, contohnya seperti Pak Jonan inilah. Kalian bisa lihat sendiri kan,” sindir Dahlan, membuat ruangan kembali bergemuruh tawa.

Jika individu harus kreatif, Dahlan menambahkan, di tingkat negara, untuk menghadapi revolusi industri 4 pemerintah harus menerapkan sistem dari bawah. Dalam arti, mengenalkan segala sesuatunya langsung pada masyarakat kecil.

Salah satunya dengan gencar sosialisasi penggunakan teknologi ke masyarakat bawah. Mereka harus dikenalkan lebih dahulu, mengenai perkembangan teknologi terbaru.

Di Tiongkok, pada masa modernisasi tahap awal, pemerintahnya juga menerapkan penggunaan teknologi canggih dalam aktivitas masyarakat.

Di sana, kalau ingin naik bemo, tidak perlu membayar pakai uang lagi. Langsung pakai kartu.

”Model-model pengenalan seperti ini saya rasa bisa dijadikan reverensi bagi Indonesia,” terangnya. Agar ke depan, ketimpangan akses penggunaan teknologi tidak terjadi di lapisan masyarakat. (elo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Pesan Jokowi saat Bertemu Pimpinan Jawa Pos Group


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler