JAKARTA - Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menetapkan suku bunga rendah disambut positif pelaku pasarSelain itu, The Federal Reserve System (The Fed) juga berencana mengkaji kemungkinan menelurkan kebijakan Quantitative Easing jilid 3 (QE3) guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang melambat
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Sukses Genjot Blok ONWJ
"Keputusan itu sedikit banyak berhasil menenangkan pasar finansial global yang bergejolak akibat penurunan rating hutang AS," ungkap Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas, di Jakarta, Rabu (10/8).
Efek kebijakan itu, indeks regional dan domestik mampu mengakhiri rally pelemahan sepanjang tiga hari berturut-turut
BACA JUGA: Atap Baja Panen Permintaan
Indeks LQ45 juga melonjak 24,733 poin (3,74 persen) ke level 685,247Sementara Indeks Komposit Shanghai menanjak 23,11 poin (0,91 persen) ke level 2.549,18, Indeks Hang Seng melonjak 452,97 poin (2,34 persen) ke level 19.783,67 dan Indeks Nikkei 225 naik 94,26 poin (1,05 persen) ke level 9.038,74
BACA JUGA: LG Targetkan Terjual 20 Ribu
Hanya Indeks Straits Times yang tercatat melemah 46,93 poin (1,63 persen) ke level 2.837,07.The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah di kisaran 0,25 persen hingga pertengahan 2013Kebijakan itu sudah dilakukan sejak Desember 200 lalu sehubungan dengan melemahnya perekonomian Negeri Paman Sam tersebutBank Sentral AS itu juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa kuartal mendatang akan berada dalam tingkat lebih rendahHanya, The Fed tidak menyebut program stimulus QE3
Meski begitu, keputusan itu membuat Dow Jones (DJIA) melonjak 422,92 poin (3,98 persen) ke level 11.239,77, Nasdaq Nail 124,83 poin (5,29 persen) ke level 2.482,52, sementara indeks S&P 500 ditutup di level 1.172,53 atau naik 53.07 poin (4,74 persen).
Purwoko juga menilai keputusan Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI Rate pada level 6,75 persen merupakan langkah tepatPerubahan BI Rate belum perlu dilakukan menyusul tingkat bunga saat ini masih memadai dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan"Gejolak itu hanya untuk sementara," tuturnya.
BI pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2011 akan mencapai 6,6 persenPertumbuhan itu akan didukung kinerja ekspor yang tetap solid, kineja konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, serta investasi yang tumbuh cukup tinggi seiring peningkatan permintaan dan realisasi belanja modal pemerintah
Meski demikian, melihat pergerakan indeks masih akan volatile dengan pengaruh faktor eksternal"Semua tergantung faktor eksternalKalo regional buruk, Indeks kemungkinan akan terseret," ucapnya.
Tidak hanya bursa saham, sentimen positif The Fed juga menerpa sektor minyakHarga minyak naik mendekati USD 82 per barel pada Rabu waktu setempatDikutip dari Associated Press (AP), benchmark minyak untuk pengiriman September naik USD 2,64 per barel ke USD 81,94 per barel pada tengah hari waktu Singapura di perdagangan New York Merchantile Exchange (NYMEX)Harga minyak mentah jatuh USD 2,01 per barel ke level USD 79,30 per barel pada SelasaDi London, minyak mentah jenis Brent naik USD 1,81 per barel menjadi USD 104,38 per barel di bursa ICE Futures(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerjasama Dirikan Unit Bisnis Singkong
Redaktur : Tim Redaksi