Kerjasama Dirikan Unit Bisnis Singkong

Rabu, 10 Agustus 2011 – 20:31 WIB
JAKARTA - PT Sarinah (Persero) berencana melakukan kerjasama dengan pemodal asing dalam pendirian unit usaha baruDitargetkan, unit usaha yang bergerak di pengolahan singkong tersebut dapat beroperasi tahun 2013

BACA JUGA: Garuda Bakal Punya Terminal Sendiri

Rencana itu sekaligus mendukung langkah perusahaan yang memasarkan komoditas dengan orientasi ekspor.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Jimmy Ghani mengatakan potensi komoditas singkong di pasar Asia sangat besar
Dijelaskan, sejumlah negara membutuhkan singkong untuk bahan baku pembuatan biofuel dan campuran minuman

BACA JUGA: Belum Diwajibkan, Peminat Asuransi Kredit Tinggi

Antara lain di Tiongkok dan Korea
"Selama ini mereka mengimpor dari Thailand dan Vietnam, tapi ternyata belum mencukupi," kata dia kemarin (9/8).

Karena itu pihaknya mengambil peluang pasar ekspor yang dijadwalkan mulai pekan depan

BACA JUGA: Exxon Lepas Proyek Gas di Aceh

Rencana ekspor tersebut sempat mundur dari jadwal semula yang ditetapkan dua bulan laluUntuk tahap awal pihaknya akan mengekspor sebanyak 5.000 ton senilai USD 1 juta ke TiongkokKemudian secara bertahap volume ekspor akan ditambah sampai 10.000 ton dalam dua bulan berikutnya.

Dia optimistis volume akan terus mengembang seiring adanya investasi untuk fasilitas pengeringanDiperkirakan, dana yang harus disiapkan untuk investasi tersebut sebesar USD 1,5-USD 2 juta"Dalam tahun depan target kami bisa mengekspor 100 ribu tonLalu 2013 baru masuk ke pengolahan, sehingga bisa meningkat sampai 150 ribu ton," ucap dia.

Dijelaskan, untuk mendukung langkah perusahaan menjalankan bisnis ekspor singkong pihaknya tengah mengadakan pembicaraan membentuk unit bisnisSaat ini, perusahaan masih meminta pertimbangan mengenai bentuk kerjasama pada Kementerian BUMN"Kami sedang minta izin pada Kementerian BUMNApakah (bersifat) kerjasama operasi atau langsung joint venture," urai dia.

Dia menguraikan, ada dua negara yang tertarik mengembangkan bisnis pengolahan singkong yaitu Korea dan TiongkokNamun, pihaknya lebih condong pada Korea karena dinilai unggul dalam teknologi sehingga bisa menghasilkan singkong olahan berkualitas tinggi"Nilai investasi untuk membangun pabrik baru diperkirakan sekitar USD 90 juta," sebutnya.

Kendati pasar ekspor masih sangat potensial, tapi memungkinkan bagi perusahaan untuk menyuplai kebutuhan di dalam negeriDikatakan, pasar bioetanol nasional belum digarap maksimal"Baru tergarap 20 persen dari total kebutuhan, jadi masih banyak peluang bagi kami," tutur dia(res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Tunggu Sidang The Fed


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler