IHSG ke Zona Merah Lagi

Terimbas Pelambatan Ekonomi Tiongkok

Rabu, 28 Januari 2015 – 20:10 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu (28/1) akhirnya berakhir di zona merah. IHSG ditutup turun 8,297 poin (0,16 persen) ke level 5.268,852 dan indeks LQ45 turun 4,404 poin (0,48 persen) ke level 911,694.

Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini mencapai 191.589 kali dengan volume 4,535 miliar saham atau Rp 4,092 triliun. Sebanyak 152 saham berhasil naik, 150 saham turun, dan selebihnya stagnan.

BACA JUGA: Laba BRI Melesat Rp 24,2 Triliun

Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Elang Mahkota (EMTK) naik 1.300 (20,00 persen) ke level 7.800. Mayora Indah (MYOR) naik 575 (2,44 persen) ke level 24.100. Lion Metal (LION) naik 400 (4,08 persen) ke level 10.200. Lippo Cikarang (LPCK) naik 250 (3,42 persen) ke level 11.325.

Sebaliknya, saham-saham yang masuk daftar top losers diantaranya, Gudang Garam (GGRM) turun 1.325 (2,26 persen) menjadi 57.175. Astra Agro (AALI) turun 600 (2,47 persen) menjadi 23.675. Tower Bersama (TOWR) turun 350 (3,59 persen) menjadi 9.400. Bank BRI (BBRI) turun 225 (1,89 persen) menjadi 11.700.

BACA JUGA: Domestik Panik, IHSG Tergerus

Tim Analis PT Valbury Asia Securities menyatakan data perekonomian Tiongkok masih menunjukkan perlambatan. Laba perusahaan industri turun ke level terendah dalam tiga tahun.

”Ini menunjukkan bahwa sektor yang menggerakan pertumbuhan negara ini mulai goyah akibat dibebani oleh kelebihan kapasitas dan penurunan di sektor properti. Laba industri turun sebesar 8 persen di bulan Desember dari setahun yang lalu,” katanya.

BACA JUGA: Asosiasi Maskapai Minta Pemerintah Tak Batasi Harga Tiket

Tiongkok masih menurunkan target pertumbuhan output industri menjadi 8 persen untuk 2015 dari 9,5 persen pada 2014. Penurunan tajam dalam laba industri akan membebani pertumbuhan aktivitas investasi di masa depan. Sementara itu, perekonomian negara itu berekspansi 7,4 persen pada tahun lalu, laju paling lambat dalam beberapa dekade.

Sentimen lain dari perkembangan Rusia. Lembaga pemeringkat, Standard & Poor's (S&P) menurunkan penilaian kreditnya untuk Rusia menjadi junk. Artinya, segala aset yang berasal dari negara ini tidak lagi memiliki daya tarik sama sekali dari kacamata investasi.

”Keputusan S&P ini kian mempersulit akses bagi Rusia untuk meminjam uang ke pasar kredit internasional. Investor kini terpaksa melepas surat utang Rusia dan hanya memegang obligasi yang masih memiliki grade investasi baik,” ungkapnya.(gen/dio)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Tembus 5.300, Tertinggi Sepanjang Sejarah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler