IHSG Menguat di Saat Transaksi Sepi

Selasa, 07 April 2015 – 02:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menguat di awal pekan ini (6/4). Setelah dominan di zona hijau sepanjang hari, IHSG akhirnya ditutup naik 23,632 poin (0,43 persen) ke level 5.480,031 dan indeks LQ45 naik 4,596 poin (0,48 persen) ke level 953,816.

Kenaikan IHSG terjadi di tengah relatif sepinya transaksi saham hari ini (6/4). Frekuensi transaksi mencapai 169.716 kali dengan volume 3,646 miliar saham atau Rp 3,528 triliun. Sebanyak 172 saham naik, 136 saham turun, dan selebihnya stagnan.

BACA JUGA: Pinjaman dari Garuda Dikonversi ke Saham, Citilink Perkuat Permodalan

Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Gudang Garam (GGRM) naik 200 (0,38 persen) ke level 52.200. Logindo Samudera (LEAD) naik 135 (6,40 persen) ke level 2.245. Summarecon Agung (SMRA) naik 25 (1,38 persen) ke level 1.835. Matahari Putra (MPPA) naik 20 (0,48 persen) ke level 4.170.

Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Adhi Karya (ADHI) turun 75 (2,55 persen) menjadi 2.870. Bank Jabar (BJBR) turun 5 (0,50 persen) menjadi 1.005. Darma Samudera (DSFA) turun 4 (3,01 persen) menjadi 129.

BACA JUGA: PGN Genjot Infrastruktur Pipa untuk Dongkrak Laba

Tim Analis PT Valbury Asia Securities Indonesia menyatakan bursa saham Indonesia memang sudah diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan bergerak mendatar (sideways). Beragam sentimen mewarnai pergerakan hari ini.

Terutama data lapangan pekerjaan AS. Berdasarkan rilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (5/2), pasar tenaga kerja negara tersebut berhasil menambah 126 ribu pekerjaan baru pada Maret, angka terendah sejak Desember 2013. Data ekonomi dari negara itu masih menjadi perhatian utama para pelaku pasar.

BACA JUGA: Sepupu SBY Komentari Perubahan Logo PPI

“Sebab, timing kenaikan suku bunga AS akan bergantung pada perkembangan ekonomi di negara tersebut, terutama tingkat inflasi dan pengangguran. Meskipun rendahnya angka ini dapat menambah kemungkinan penundaan kenaikan suku bunga, data ini juga menunjukan lambatnya perkembangan ekonomi AS belakangan ini yang tidak akan direspon positif oleh investor.”

Selain itu, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan penurunan indeks aktifitas pabrik ke level 51,5 di Maret, level terendah sejak Mei 2013. Data-data ekonomi AS ini menunjukan bahwa aktifitas ekonomi AS pada kuartal pertama tahun ini berkembang pada tingkat yang rendah dikarenakan faktor cuaca (musim dingin) dan penguatan dolar AS (USD) yang menekan kinerja ekspor.

Di luar itu, pelaku pasar juga akan merespon hasil perundingan nuklir Iran. Secara makro, perjanjian damai menyangkut masalah nuklir Iran ini akan menambah tekanan terhadap tingkat inflasi. ”Penurunan harga minyak akan mempersulit perekonomian negara eksportir minyak dan negara-negara maju seperti AS, Jepang, dan Eropa yang sedang berusaha meningkatkan inflasi.” (jawapos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Global Menguat, IHSG Malah Terkoreksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler