IHSG Terpangkas 54 Poin

Kamis, 22 September 2011 – 03:03 WIB

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 54 poinPemangkasan ini terjadi karena tekanan jual di saham-saham unggulan

BACA JUGA: Dongkrak Produksi Obat Generik, Pfizer Perluas Pabrik

Investorsaling berlomba mengamankan portofolio sebelum benar-benar anjlok
Sementara nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup melemah di posisi Rp 9.020 per USD dibandingkan penutupan Selasa di Rp 8.850 USD.

Di awal perdagangan kemarin (21/9) saja, IHSG dibuka melemah tipis 5,628 poin (0,15 persen) ke level 3.746,482

BACA JUGA: Nunggak Rp35,6 Milar, PLN Putus Seluruh PJU Kota Pekanbaru

Situasi krisis utang Yunani yang belum kondusif menekan IHSG, meski Yunani membayar sebagian utangnya.  Tekanan jual di saham-saham unggulan masih ada, membuat IHSG terperangkap di zona merah
Aksi beli selektif masih terjadi meski minim.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 26,206 poin (0,70 persen) ke level 3.725,904.  Jelang penutupan perdagangan, aksi jual makin marak

BACA JUGA: Barito Pasifik ke Industri CPO

Indeks kembali tenggelam ke posisi terendahnya di level 3.690,945.

Mengakhiri perdagangan, klemarin, IHSG ditutup terpangkas 54,616 poin (1,46 persen) ke level 3.697,494Sementara Indeks LQ 45 ditutup anjlok 11,020 poin (1,69 persen) ke level 643,391.

Saham-saham berbasis properti dan perdagangan menjadi bulan-bulanan investor, indeks sektoralnya pun terpangkas lebih dari dua persenInvestor kembali berlomba-lomba "kabur" dari pasar saham sebelum portofolio mereka semakin menciutSama sekali belum ada sentimen positif yang bisa mengembalikan kepercayaan diri investor.

Transaksi investor asing pun tercatat kembali melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 585,442 miliar di seluruh pasar pada perdagangan hari iniSejak awal September ini, asing telah melakukan penjualan bersih sebanyak Rp 4,47 triliunIni melanjutkan tren penjualan Agustus lalu yang mencapai Rp 8,45 triliun

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 113.283 kali pada volume 3,844 miliar lembar saham senilai Rp 3,51 triliunSebanyak 45 saham naik, sisanya 188 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Bursa saham Tiongkok menguat paling tinggi di regional, penguatan tertingginya dalam satu bulan terakhir didorong oleh indikator ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan ekonominya mampu menahan krisis utang EropaMeski demikian, sentimen krisis utang zona Eropa masih membayangi bursa saham lainnya di regional, seperti Jepang dan Indonesia(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Modernland Investasi Rp 255 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler