IHSG Tertekan Aksi Jual Minyak

Rabu, 14 Januari 2015 – 18:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Aksi ambil untung menggagalkan upaya indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level tertinggi. IHSG justru berbalik meninggalkan level psikologis 5.200 setelah ditutup turun 54,691 poin (1,05 persen) ke level 5.159,668. Senasib indeks LQ45 terkikis 10,618 poin (1,18 persen) ke level 886,936 pada sore ini (14/1).

Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini (14/1) mencapai 246.270 kali dengan volume 6,471 miliar saham atau Rp 4,283 triliun. Sebanyak 235 saham turun dan hanya 86 saham berhasil naik, selebihnya stagnan.

BACA JUGA: Bursa Regional Negatif, IHSG Tetap di Zona Hijau

Saham-saham dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Merck (MERK) naik 2.000 (1,37 persen) ke level 148.000. Unilever (UNVR) naik 975 (3,04 persen) ke level 33.075. Indocement Tunggal (INTP) naik 475 (1,96 persen) ke level 24.675. United Tractors (UNTR) naik 325 (1,90 persen) ke level 17.400.

Sebaliknya, saham-saham turun dengan nilai paling dalam (top losers) diantaranya Elang Mahkota (EMTK) turun 1.500 (18,75 persen) menjadi 6.500. Smart (SMAR) turun 500 (6,94 persen) menjadi 6.700. Duta Pertiwi (DUTI) turun 300 (5,88 persen) menjadi 4.800. Samudera Indonesia (SMDR) turun 250 (2,03 persen) menjadi 12.050.

BACA JUGA: Koreksi Sehat di Awal Pekan

IHSG gagal mengulang pergerakan anomalinya setelah pada hari sebelumnya sukses menguat meski bursa saham global cenderung negatif. Pergerakan anomali hari ini hanya terjadi pada sesi pertama namun, setelah itu daya tahan kian berkurang dan akhirnya terus terkoreksi dan semakin dalam jelang penutupan.

”Berlanjutnya aksi jual minyak menyeret turunnya saham-saham di perusahaan energi (di bursa saham AS). Sebelumnya, saham-saham bursa Eropa ditutup menguat seiring optimisme investor atas harapan European Central Bank (ECB) tengah mempersiapkan program stimulus,” ujar tim analis PT Valbury Securities.

BACA JUGA: Adhi Karya Targetkan Kantongi Kontrak Baru Rp 15,2 Triliun

Di Asia, pelaku pasar menyikapi sikap dari pejabat di Jepang yang pesmistis terhadap target pencapaian dicanangkan oleh Bank of Japan (BOJ). Menteri Perekonomian Jepang mengatakan Bank of Japan kemungkinan tidak dapat mencapai target inflasinya dalam tahun fiskal mendatang. Penyebabnya, harga minyak anjlok memicu tekanan turun pada laju inflasi konsumen.

”Menteri Perekonomian Akira Amari mengatakan penurunan harga minyak tidak serta merta merupakan hal yang buruk bagi perekonomian, namun merupakan faktor negatif bagi target inflasi BOJ,” ucapnya.

Pelaku pasar global juga akan menyikapi kondisi politik di Yunani. Negara itu mengadakan pemilhan umum (Pemilu) yang dikhawatirkan akan memengaruhi pergerakan indeks saham di kawasan Eropa.

”Kendati, pemangku kebijakan ECB meyakini bahwa pemilu di Yunani tidak akan mengubah jalur kebijakan yang dikeluarkan otoritas moneter Eropa. ECB memertimbangkan untuk meluncurkan rencana pembelian obligasi pemerintah,” ujarnya.(gen/dio)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Keputusan Kemenhub Tak Membuat Citra Garuda Memburuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler