Ijazah UT Bisa Digunakan untuk Melamar CPNS & Studi S2 di Luar Negeri, Sudah Terbukti

Minggu, 17 Maret 2024 – 12:44 WIB
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Universitas Terbuka Rahmat Budiman, M.Hum., Ph.D., menyampaikan ijazah UT bisa digunakan untuk melamar CPNS dan melanjutkan studi S2 di luar negeri. Foto tangkapan layar Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka Layanan Luar Negeri (UT LLN) wilayah Jepang, Amerika, Eropa dan Asia menggelar orientasi studi mahasiswa baru (OSMB). 

OSMB dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama pukul 08.00 WIB yang diikuti mahasiswa baru UT berdomisili di Jepang sebanyak 890 orang.

BACA JUGA: Universitas Terbuka Kucurkan Dana Riset & PkM Rp 37,1 Miliar, Paling Beda dari 21 PTNBH

Tahap kedua dilaksanakan pukul 13.00 WIB bagi 121 orang mahasiswa baru yang berada di wilayah Amerika, Eropa dan Asia. 

UT LLN mencatat jumlah mahasiswa baru di wilayah Jepang yang terdaftar per 14 Maret 2024 pukul 15.00 WIB sebanyak 890 orang.

BACA JUGA: Universitas Terbuka-PERADI Buka Pendidikan Khusus Profesi Advokat, Libatkan Ketua MK

Mereka tersebar pada 23 progam studi (prodi) dengan perincian D3 Perpajakan (2), Teknologi Pendidikan (2), Sistem Informasi (68), Ilmu Hukum (58), Ekonomi Syariah (8), Pariwisata (1), Akuntansi Keuangan Publik (3), Imu Administrasi Negara (8), Ilmu Administrasi Bisnis (70), Ekonomi Pembangunan (9).

Selanjutnya prodi Manajemen (315), Matematika (4), Statistika (4), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1), Sosiologi (13), Ilmu Pemerintahan (9), Ilmu Komunikasi (83), Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (16), Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Peternakan (8).

BACA JUGA: Uji Mahasiswa Doktor Universitas Terbuka, Bamsoet Dukung Penerapan Smart City di Indonesia

Kemudian, prodi Agribisnis Bidang Minat Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan (5), Akuntansi (38), Teknologi Pangan (11), Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan (154).

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis Universitas Terbuka Rahmat Budiman menyampaikan penyelenggaraan UT di luar negeri adalah bagian dari upaya memberikan akses layanan pendidikan tinggi berkualitas kepada semua warga negara Indonesia, terutama kepada ribuan anak magang yang saat ini berada di Jepang.

"Kami berharap ketika kembali ke Indonesia, mereka akan memiliki keahlian dan kompetensi lain yang dibuktikan dengan gelar sarjana yang diperolehnya sehingga siap bersaing di pasar global," kata Warek Rahmat Budiman saat membuka OSMB wilayah Jepang secara daring, Minggu (17/3).

Dia juga mengapresiasi, jumlah mahasiswa UT di luar negeri makin tahun kian bertambah. Berdasarkan data dari Direktorat Akademik Kemahasiswaan dan Kelulusan (DAAK) UT, pada masa registrasi 2023 Genap, tercatat jumlah mahasiswa baru UT Layanan Luar Negeri sebanyak 5.316 orang. Dari jumlah tersebut, mahasiswa UT yang berdomisili di Jepang mencapai 1.060 orang.

Yang paling membanggakan, jumlah mahasiswa baru UT di Jepang pada masa registrasi 2023 Genap ini sebanyak 890 orang. Dengan demikian, jumlah mahasiswa UT yang ada di Jepang sampai tahun ini sebanyak 1.748 orang.

Warek Rahmat juga menyampaikan selamat kepada mahasiswa baru di Jepang yang bergabung bersama UT. Pilihan kuliah di UT sudah tepat karena UT merupakan perguruan tinggi negeri yang menerapkan pembelajaran jarak jauh, mandiri dan fleksibel. 

Sistem pembelajaran seperti ini sangat cocok bagi mahasiswa yang bekerja di Jepang.

"Kalian harus bangga kuliah di UT karena alumninya sudah lebih dari 2 juta. Selain itu, ijazah UT bisa digunakan untuk melamar CPNS dan melanjutkan studi S2 di luar negeri," terangnya.

Hal itu sudah terbukti di mana lulusan UT paling banyak lulus seleksi CPNS dan PPPK. Selain itu, tercatat 3 lulusan S1 UT yang melanjutkan studinya di 3 negara. 

Warek Rahmat juga berpesan kepada mahasiswa baru ketika mengalami kendala dengan perkuliahan, jangan bertanya atau curhat di medsos.

Sampaikan semuanya kepada Direktur Universitas Terbuka Layanan Luar Negeri, Dr. Pardamean Daulay dan pegawai UT LLN agar bisa dibantu.

Merespons hal tersebut, Pardamean pun langsung memberikan nomor kontaknya di kolom chat Zoom.

Dia meminta kepada mahasiswa baru UT di Jepang untuk menghubunginya bila membutuhkan informasi terkait proses perkuliahan. 

Lebih lanjut dikatakan, sistem belajar jarak jauh yang diterapkan di UT tidaklah mudah. Sebab, selama ini telah terbiasa belajar secara konvensional dengan hadir di kelas dan mendapatkan materi belajar dari guru atau dosen. 

Oleh karena itu, teman-teman mahasiswa baru UT diharapkan bisa belajar mandiri, memotivasi diri sendiri, mengelola waktu belajar, serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam belajar.

Pardamean Daulay menyampaikan untuk menghindari terjadinya culture shock dari budaya belajar tatap muka ke pembelajaran jarak jauh, UT LLN menyediakan kegiatan Layanan Pendukung Kesuksesan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ). 

Kegiatan LPKBJJ ini terdiri atas empat kegiatan, yaitu OSMB, Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh (PKBJJ), workshop tugas, dan klinik ujian.

LPKBJJ kata Pardamean, sangat penting bagi mahasiswa baru UT. Harapannya semua mahasiswa baru bisa sukses belajar dan lulus tepat waktu.

"Pulang ke Indonesia tidak hanya bawa uang yang banyak, tetapi juga gelar sarjana," pungkasnya.

Sebagai informasi, UT kini makin diminati karena telah teruji menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensinya melalui kuliah tanpa meninggalkan pekerjaannya.  Akses layanan UT telah menembus dunia.

Tercatat sampai awal tahun 2024 ini, mahasiswa UT yang ada di luar negeri sebanyak 5.316 orang yang tersebar di lebih dari 50 negara.

Daya jangkau layanan pendidikan UT bagi WNI yang berada di luar negeri, khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI) diperkuat dengan Nota Kesepahaman antara UT dengan Kementerian Luar Negeri yang berisi tentang kesepakatan Peningkatan Akses dan Penyelenggaraan Layanan Pendidikan Tinggi di Luar Negeri melalui Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 

Tentu dukungan ini tidak terlepas dari perhatian Kemenlu melalui perwakilan mereka seperti KBRI, KJRI, terutama Atdikbud RI. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler