jpnn.com, JAKARTA - Rekomendasi hasil Ijtima Ulama III yang digelar sejumlah ulama lalu menuai kritik sejumlah kalangan termasuk KNPI.
Organisasi tersebut menilai rekomendasi itu terlalu mengada-ada. Hal tersebut seperti disampaikan Umar Bonte, Ketua DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia.
BACA JUGA: Amien Rais Pegang Data Situng KPU Penuh Kecurangan, Konon Bakal Mengejutkan
“Menurut kami di KNPI, rekomendasi ijtima ulama III kemarin terlalu mengada-ada. Kita sama-sama melihat, ulama yang hadir merupakan uama-ulama yang masuk dalam tim salah satu paslon. Jadi menurut kami ini harus diperjelas, ulama yang mana, ulamanya siapa ?” ujar Umar Bonte saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan.
BACA JUGA : Rekomendasi Ijtimak Ulama III Lebih Menyerupai Provokasi
BACA JUGA: Jokowi Kalah di Daerah Kiai Maruf, tetapi Menang di Kampung Halaman Keluarga Sandi
Umar mengatakan KNPI akan mengambil langkah-langkah untuk memberikan masukan kepada semua pihak agar menerima hasil pilpres sebagai takdir. Apapun yang terjadi hal tersebut merupakan kehendak rakyat.
“Apapun hasil pilpres itu merupakan berkat Yang Maha Kuasa, dan takdir tersebut harus kita terima dan tidak menggiring masyarakat dengan hal-hal yang justru bisa memecah belah masyarakat,” ungkap Umar.
BACA JUGA: Jokowi - Maruf Unggul di Korea Utara, Prabowo - Sandi Hanya Dapat 3 Suara
BACA JUGA : Silakan Simak, Ini Respons MUI soal Ijtimak Ulama III dan Rekomendasinya
Terkait tuduhan kecurangan, kader PDIP ini juga meminta pihak yang merasa dirugikan untuk melaporkan dan bukan berkoar-koar yang justru memicu konflik.
“Seharusnya dibuktikan jika dianggap ada kecurangan, kan ada sistem dan mekanisme dan melalui proses yang diatur UU, bukan dengan mengeluarkan ijtima-ijtima yang memang tidak perlu dikeluarkan, kecuali memang diperuntukan untuk internal mereka bukan mengatasnamakan seluruh umat islam,” sambung Umar.
BACA JUGA : Produk Gerakan Politik, Keputusan Ijtima Ulama III Tidak Perlu Dipatuhi
“Kalau mereka (pihak yang tidak menerima) mempersoalkan hasil pilpres nantinya, itu berarti mereka menolak takdir, dan menolak takdir sama saja melawan Tuhan. Ijtima ini tidak ada dalam UU, jika terjadi kecurangan kan harusnya ke MK dan bukan menggelar ijtima ulama, sekali lagi ulama siapa, ulama yang mana,?” tegasnya. (flo/jpnn)
Simak Video Pilihan Redaksi :
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Salip Jumlah Suara Jokowi di 10 Lokasi
Redaktur & Reporter : Natalia