jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menjelaskan upaya yang dilakukan pihaknya dalam menangani hepatitis akut misterius.
Upaya yang dilakukan Kemenkes melalui surveilans, yakni analisa patogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) yang mendeteksi varian virus yang muncul.
BACA JUGA: Kemenkes Duga Ada 14 Kasus Hepatitis Akut Misterius, Begini Kondisinya
Kemudian hasil dari WGS akan langsung tercatat pada New All Record (NAR).
"Upaya terapeutik, kami sudah menyusun pedoman tata laksana kasus hepatitis ini bersama IDAI dan juga komite ahli yang telah dibentuk oleh Kemenkes," kata Syahril di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (18/5).
BACA JUGA: Kemenkes: 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut Misterius, 6 Meninggal
Selain itu, Kemenkes juga telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang tata laksana hepatitis akut misterius pada anak di fasilitas kesehatan.
Kemenkes juga telah menunjuk laboratorium nasional di Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) untuk menerima seluruh rujukan sampel bagi pasien-pasien yang diduga hepatitis.
BACA JUGA: Calon Jemaah Haji Belum Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap Terancam Tak Berangkat
"Di laboratorium nasional ini telah dipersiapkan ketersediaan reagen atau kitnya untuk deteksi hepatitis," lanjut Syahril.
Kit deteksi yang disiapkan berupa reagen metagenomik atau WGS dan reagen PCR, baik panel respiratori maupun gastrointestinal.
Kemenkes mencatatkan ada 14 kasus diduga hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (misterius).
Kasus tersebut terdiri dari satu kasus probable dan 13 lainnya merupakan pending classification. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 14 Kasus Diduga Hepatitis Akut Misterius, Begini Sebarannya
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih