Ikhtiar Kiai Staquf Kampanyekan Islam Ala NU di Ibu Kota Uni Eropa

Sabtu, 28 September 2019 – 13:57 WIB
Katib Am PBNU KH Ch Staquf bersama Sekretaris Jenderal European People's Party (EPP) Antonio Isturiz di Brussel, Belgia, Jumat (27/9). Foto: Arif Afandi for jpnn.com

jpnn.com, BRUSSEL - Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf melanjutkan lawatannya di Eropa. Setelah mengunjungi Vatikan dan bertemu Paus Fransiskus, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu melawat ke Brussel, Belgia.

Di ibu kota Uni Eropa itu Kiai Staquf bertemu dengan Sekretaris Jenderal European People's Party (EPP) Antonio Isturiz, Jumat (27/9). Jurnalis senior yang juga penulis Arif Afandi turut mendampingi Kiai Staquf dalam pertemuan dengan anggota Parlemen Eropa asal Spanyol itu.

BACA JUGA: Katib Am PBNU Kunjungi Vatikan, Ini Misinya untuk Paus Fransiskus

Isturiz juga menjabat sebagai sekretaris eksekutif Centrist Democratic International (CDI), sebuah koalisi koalisi internasional yang terdiri dari lebih dari 150 partai politik besar di dunia. Pada November 2018, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi menjadi bagian CDI.

Kiai Staquf dalam kapasitasnya sebagai Duta PKB menemui Isturiz untuk mengampanyekan Islam ala NU. Dalam pertemuan itu, putra pendiri PKB KH Cholil Bisri tersebut menyerahkan dokumen hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU 2019 yang telah diadopsi PKB.

BACA JUGA: Bertemu Paus Fransiskus, GP Ansor Sampaikan Dokumen Deklarasi Islam untuk Kemanusiaan

“Semoga hasil Munas Alim Ulama NU di Banjar bisa diadopsi CDI,” ujar Kiai Staqif melalui siaran pers ke media, Sabtu (28/0). Sebelumnya Kiai Staquf juga telah menyerahkan dokumen serupa kepada Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu (25/9).

Menurut Kiat Staquf, pertemuannya dengan Isturiz juga untuk berkoordinasi agar hasil Munas Alim Ulama NU 2019 bisa menjadi Resolusi CDI. “Koordinasi ini penting untuk membangun bersama strategi tindak lanjut atas hasil munas," tuturnya.

Lebih lanjut Kiai Staqif mengatakan, dirinya dalam pertemuan itu juga menyinggung soal wacana tentang radikalisme yang menjadi ruwet karena bercampur aduk dengan islamofobia, konflik antar-identitas, polarisasi politik dan isu lainnya. Akibatnya, pemerintah di banyak negara kesulitan mengatasinya.

Karena itu Kiai Staquf mendorong CDI mengadopsi pandangan-pandangan NU dalam mendekati persoalan radikalisme. Menurutnya, radikalisme sudah menjadi isu global.

“Melalui CDI dan berbekal pandangan-pandangan yang telah dikembangkan NU selama ini, PKB dapat membantu menjernihkan kekeruhan wacana tersebut. Lagi pula radikalisme ini memang masalah global yang hanya bisa diatasi dengan kerja sama global pula," tambahnya.

Pertemuan Kiai Staquf dengan Isturiz pun telah menghasilkan kesepakatan. Pertama, PKB akan berpartisipasi dalam Musyawarah Pimpinan Eksekutif CDI yang bakal berlangsung pada 10-11 Oktober di Roma, Italia.

“Kedua, PKB akan kembali mengusulkan resolusi sebagai lanjutan serial dari resolusi yang telah diterima dalam Musyawarah yang lalu," kata mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid itu.

Ketiga, lanjutnya, PKB akan mengirim seorang kader pemuda dan seorang perempuan. ”Kader PKB akan ikut menginisiasi pendirian organisasi kepemudaan dan perempuan di bawah CDI,” katanya.

Kiat Staquf menambahkan, Isturiz menyatakan kekagumannya kepada NU dan Indonesia. “Beliau bertekad untuk membangun kerja sama saling membantu dengan PKB dan Indonesia,” pungkasnya.(ara/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler