jpnn.com, JAKARTA - Ikhtiar Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mendigitalisasi Aksara Nusantara ke dalam format internationalize domain name (IDN), yang bisa diakses dan dipergunakan di internet mendapat dukungan berbagai pihak.
IDN merupakan nama domain untuk bahasa lokal atau aksara tiap daerah/Negara.
BACA JUGA: Inilah Cara PANDI Melestarikan Aksara Pegon agar Tidak Punah
Nama domain ini bersifat khusus, karena tidak menggunakan huruf latin dengan karakter selain a, b…, z; 0, 1,…, 9; dan "-" yang merupakan kode dari American Standard Code for Information Interchange (ASCII).
Kode ASCII mewakili teks dalam komputer, peralatan telekomunikasi, dan perangkat lainnya, singkatnya berupa huruf dan angka yang biasa dipergunakan sehari-hari.
BACA JUGA: PANDI Perpanjang Lomba Bikin Website Konten Aksara Sunda
Kebanyakan skema pengkodean karakter modern didasarkan pada ASCII, meskipun mereka mendukung banyak karakter tambahan.
Saat ini internet diakses oleh lebih banyak orang yang tidak menggunakan bahasa dan skrip latin, ketimbang aksara daerahnya.
BACA JUGA: PANDI dan Koseta Ciptakan Platform Ecommerce Karya Seni Indonesia
Artinya mereka sulit mengenali karakter ASCII dan mereproduksinya pada keyboard atau menggunakan perangkat lunak untuk masuk ke alamat situs web di browser.
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo mengatakan keberadaan IDN di era digitalisasi saat ini dirasa penting, mengingat pertumbuhan pengguna internet dunia yang makin pesat, ditambah masyarakat internet terbiasa memakai huruf latin untuk menulis ataupun mengetik.
Bukan tidak mungkin ke depan aksara daerah di Indonesia akan punah.
"Kalau di Indonesia, karena bahasa utamanya menggunakan tulisan latin, makanya bahasa atau tulisan asli ibu yang jadi warisan nusatara makin hilang," ungkapnya.
Yudho merasa perlu membuat sebuah wadah agar bahasa ibu bisa terus dituturkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
"PANDI berkomitmen penuh pada pelestarian aksara daerah, maka dari itu kami sedang membuat program khusus bertajuk Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara. Dari program tersebut diharapkan bisa melestarikan aksara nusatara yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat sekarang," katanya.
Menurut Yudho, program ini mendapat dukungan penuh dari UNESCO dalam kaitannya terhadap pelestarian budaya.
Momen ini dirasa tepat sebagai indikator peluncuran program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara sekaligus inisiasi bersama antara PANDI dan UNESCO perihal kerja sama.
“Secara resmi kami akan melakukan Grand Launching program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara serta peresmian Inisiasi Bersama Kerjasama antara PANDI dan UNESCO tanggal 12 Desember 2020 di Jakarta,” terang Yudho.
PANDI melakukan berbagai upaya digitalisasi aksara nusantara dibantu oleh beberapa komunitas pegiat aksara, lembaga akademis dan non akademis juga lembaga pemerintahan.
PANDI juga tengah mengadakan lomba membuat website dengan konten aksara daerah yang sudah berjalan di beberapa daerah, seperti jawa, sunda, bali dan makassar.
Selain itu, PANDI menyiapkan website www.merajutindonesia.id yang menyajikan konten seputar aksara nusantara mulai dari sejarah, proses digitalisasi hingga font aksara nusantara. (rdo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha