Inilah Cara PANDI Melestarikan Aksara Pegon agar Tidak Punah

Rabu, 25 November 2020 – 17:24 WIB
Aksara Pegon akan digitalisasi. Foto: dok PANDI

jpnn.com - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) segera melakukan digitalisasi aksara Pegon agar tidak punah digilas oleh perkembangan dunia digital.

Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo mengatakan program Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara yang selama ini sudah dijalankan dengan melakukan digitalisasi aksara Jawa, Bali, Sunda, Rejang, Batak, dan Bugis.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tokoh FPI Nekat tak Penuhi Panggilan Polisi, Anies Tebar Ancaman, Jokowi dan Puan Dihina di TikTok

Langkah ini dilakukan untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah karena ingin memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia sebagai wujud nasionalisme yang dituangkan dalam bentuk upaya digitalisasi aksara nusantara warisan leluhur.

"Digitalisasi ini dilakukab agar generasi muda dapat mengenal dan memahami aksara-aksara asli daerah terdahulu yang kini kian terkikis zaman," kata Yudho dalam keterangan tertulisnya.

BACA JUGA: PANDI Perpanjang Lomba Bikin Website Konten Aksara Sunda

Digitalisasi ini nantinya memudahkan proses pembinaan dan pengembangan aksara Pegon karena bisa diakses dan tersedia di perangkat mobile dan merupakan bentuk pelestarian budaya lokal agar bisa tetap hidup dan mengikuti zaman.

Gagasan ini tercetus dalam sebuah pertemuan antara Tim PANDI dan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlash, Mulyorejo, Dalegan, Kec Panceng, Kab. Gresik, Jawa Timur, Sabtu lalu (21/11).

BACA JUGA: PANDI, Melsa dan Unpad Berikan Asistensi Peserta Bikin Website Aksara Sunda

Aksara Pegon merupakan huruf Arab, tetapi menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk menuliskan bahasa selain Arab.

Selama ini aksara Pegon digunakan dalam penulisan naskah-naskah kuno di kalangan pesantren dalam bahasa Jawa.

Bahkan penggunaan aksara Pegon juga tersebar di berbagai daerah di nusantara hingga semenanjung Melayu.

Menurut Yudho, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

Lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok negeri, yang masing-masing memiliki aksaranya sendiri.

Digitalisasi akan terus digerakkan oleh PANDI bersama dengan komunitas terkait agar semakin banyak masyarakat yang menggunakan aksara leluhurnya, dengan begitu aksara daerah akan terus lestari.

Digitalisasi aksara nusantara diyakini sebagai kunci untuk tetap menghidupkan warisan nenek moyang. (ddy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler