jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Jenderal (Purn) Fachrul Razi menjadi menteri agama (Menag) mengundang penolakan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, selama ini posisi Menag selalu dipercayakan kepada figur dari NU, sedangkan mantan Wakil Panglima TNI itu bukanlah nahdiyin.
Namun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meyakini Presiden Jokowi akan menerima masukan kalangan nahdiyin terhadap figur Fachrul sebagai Menag. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, bisa saja nanti ada perwakilan NU yang menjadi wakil Menag.
BACA JUGA: Pesan Penting Ketum PP Muhammadiyah untuk Menag Fachrul Razi
“Tentu saja apa yang disampaikan oleh Nahdlatul Ulama itu menjadi masukan bagi Pak Jokowi. Kami lihat bagaimana seluruh konfigurasi yang ada di dalam kabinet dan nanti akan ada wakil-wakil menteri juga," kata Hasto di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (24/10).
Hasto menduga keputusan Jokowi memilih Fachrul merupakan hasil pembelajaran dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. "Pak Jokowi tentu saja punya alasan yang menjadi pijakan dalam mengambil keputusan," katanya.
BACA JUGA: Hasto PDIP Bicara Kemampuan dan Silsilah Keluarga Mendikbud Nadiem Makarim
Meski demikian, Hasto memastikan tidak ada dikotomi antara sipil dan militer dalam menentukan jabatan menteri. Mantan legislator PDIP itu meyakini Presiden Jokowi memilih figur untuk membantunya di Kabinet Indonesia Maju dengan pertimbangan untuk bersama-sama membangun bangsa.
"Kami PDI Perjuangan sangat menyadari peran NU yang begitu besar. Maka kenapa kami juga ikut memperjuangkan Hari Santri pada 22 oktober 1945. Apa yang disuarakan oleh NU didengarkan oleh PDI Perjuangan dan juga kami sampaikan kepada Bapak Presiden," jelas dia.(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga