KAIRO - Ikhwanul Muslimin menegaskan bahwa mereka hanya siap berpartisipasi dalam pembicaraan soal pemerintahan transisi setelah Mubarak mundur"Kami berdiri bersama semua kekuatan politik yang mendukung dialog dengan siapapun yang berminat mengimplementasikan reformasi di negeri ini
BACA JUGA: Hosni Mubarak Tetap Bertahan
Tetapi, itu hanya terjadi setelah berakhirnya atau jatuhnya rezim tiran yang korup dan tidak adil saat ini," tegas pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohammed Badie.Sikap ngotot Mubarak tersebut memancing reaksi dari demonstran
BACA JUGA: Identitas Imanda Dilacak ke Australia
"Hari ini adalah hari terakhir
BACA JUGA: Mulai Dipulangkan ke Daerah
Lagu-lagu Arab juga terdengar dari penegras suaraHelikopter militer mengawasi dari udaraAmbulans juga disiagakanSebuah spanduk berukuran besar juga memuat tulisan dalam bahasa Inggris, sebagaimana yang biasa ditayangkan saluran televisi internasional"Game over (permainan sudah berakhir)," bunyi tulisan itu.
Kelompok oposisi dan demonstran memang telah menetapkan Jumat kemarin sebagai tenggat waktu terakhir (deadline) bagi Mubarak untuk mundurJika dia ngotot tidak mau mundur, massa mengancam akan melakukan aksi lebih besar untuk menjatuhkan diaBahkan, massa juga mengancam bergerak dan mengepung istana kepresidenan.
Militer berusaha meredam aksi ituIndikasinya terlihat dari kehadiran Menteri Pertahanan (Menhan) Mohamed Hussein TantawiSambil berbicara dengan tentara anak buahnya, Tantawi juga mengawasi aksi demo"Menteri pertahanan menginspeksi situasi di Lapangan Tahrir," kata presenter sebuah stasiun televisi.
Tantawi dilaporkan mendesak massa agar segera meninggalkan lapangan dalam unjuk rasa kemarinMenurut koresponden AFP, Tantawi berpidato di depan massa dengan dikelilingi tentaraSelanjutnya, dia meminta massa duduk.
"Orang itu (Mubarak) sudah bilang kepada Anda bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi," tutur TantawiDia mengulangi seruan pemerintah Mesir yang mengajak Ikhwanul Muslimin bergabung dalam dialog dengan pemerintah
Sehari sebelumnya, Wapres Omar Suleiman juga telah meminta Ikhwanul Muslimin untuk memulai dialogTetap, ajakan itu ditolak.
Secara terpisah, pemerintah Mesir menyatakan kerusuhan akibat unjuk rasa telah membawa kerugian ekonomi bagi negara tersebutKendati begitu, Mesir telah menyiapkan 5 miliar pound atau sekitar 854 juta (sekitar Rp 7,686 triliun) untuk kompensasi bagi para korban kerusuhan selama unjuk rasa antipemerintahGanti rugi itu diberikan untuk kerusakan properti.
"Kami telah membuat kalkulasi dan kami bisa menanggung kerugian tanpa membebani anggaran negara," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Samir Radwan kemarin kepada Reuters
Ditanya soal kemampuan pemerintah mengatasi aliran dana keluar Mesir saat perbankan buka lagi pada Senin nanti (7/2), Radwan menjawab bahwa itu merupakan tanggung jawab bank sentral"Kami terus memantau situasinya lewat kerja sama dengan bank sentral," tutur Radwan(AFP/Rtr/AP/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Kunjungan Paus Dipertanyakan Parlemen
Redaktur : Tim Redaksi