IKN Jadi Mimpi Presiden Terdahulu yang Kini Diwujudkan Jokowi

Jumat, 08 Desember 2023 – 19:30 WIB
Bambang Brodjonegoro. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Eks Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019 Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) adalah mimpi presiden Indonesia terdahulu yang kini diwujudkan oleh Joko Widodo (Jokowi).

Dia bercerita, dahulu Presiden Soekarno ingin memindahkan ibu kota ke Palangkaraya. Kemudian Presiden Soeharto berencana memindahkan pusat pemerintahan ke Jonggol.

BACA JUGA: IKN jadi Katalis Menumbuhkan Pusat-Pusat Ekonomi Baru

"Dan ternyata kedua ide tersebut tidak pernah terealisasi. Ketika saya menjadi menteri Bappenas di 2017, saya juga baru tahu ide memindahkan ibu kota sudah disampaikan oleh Pak Jokowi ke pendahulu saya, Pak Andrinof," ucap Bambang dalam keterangannya, Jumat (8/12).

Bappenas lalu melakukan riset di Kalimantan dengan mempertimbangkan tiga provinsi: Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur sebelum akhirnya dipilih Kalimantan Timur sebagai IKN baru.

BACA JUGA: IKN dan Era Baru Pulau Kalimantan

"Dengan membandingkan tiga provinsi tersebut dan akhirnya terpilih adalah lokasi yang dipilih sekarang di Penajam dan diperluas menjadi sebagian Kutai," kata Bambang.

Kalimantan dipilih Jokowi berdasarkan riset Bappenas dari pertimbangan risiko bencana alam di mana Kalimantan paling kecil. Terutama berkaitan gempa, tsunami, dan erupsi volkanik.

BACA JUGA: IKN Diharapkan Jadi Lokomotif Baru untuk Transformasi Indonesia

Kedua, karena posisi Kalimantan yang sudah menjadi lokasi IKN ada di Indonesia tengah.

"Jadi, kita ingin buat NKRI lebih intact, lebih compact, dan ibu kota ada di tengah dan bisa menjadi pusat pertumbuhan yang baru di luar Jawa," tuturnya.

IKN juga diharapkan mengurangi perbedaan antara pulau Jawa dan luar Jawa. Berdasarkan data yang dimiliki, Bambang mengatakan sebesar 80 persen perekonomian Indonesia berada di Jawa, Sumatra, dan Bali.

Sisanya seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua dan lainnya hanya menyumbang 20 persen perekonomian negara.

"Tugas kita adalah bagaimana IKN dapat membantu yang perekonomian 20 persen itu naik. Dalam skenario 2045, kalau sekarang Indonesia barat dan timur 80-20, target di 2045 75-25. Mungkin kelihatan masih timpang, tetapi kita berusaha mengurangi ketimpangan,” tambah Bambang. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler