jpnn.com - Cibiran dan cacian langsung dilontarkan berbagai negara ke Guatemala. Pasalnya, negara miskin di kawasan Amerika Tengah itu jadi yang pertama mengikuti jejak Amerika Serikat memindahkan kantor kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut tindakan Guatemala itu memalukan dan ilegal, karena sepenuhnya melawan keinginan para pemimpin gereja di Yerusalem dan resolusi Majelis Umum PBB.
BACA JUGA: Sori, Tahun Ini Mendikbud Dapat Rapor Merah
Kritik serupa dilontarkan Presiden Bolivia Evo Morales. Dia mengatakan, pemerintah Guatemala telah mengolok-olok komunitas internasional dengan cara mengabaikan resolusi Majelis Umum PBB dan memutuskan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Pernyataan senada dilontarkan Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Safadi. ’’Itu adalah provokasi yang absurd dan pelanggaran terhadap undang-undang internasional,’’ tegas Safadi.
BACA JUGA: Israel Makin Songong, Palestina Salahkan Trump
Sementara itu, aksi massa menentang langkah Israel masih terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Bentrok terjadi hampir setiap hari.
Hingga kemarin, Selasa (26/12), lebih dari 2.900 orang terluka dan 500 orang lainnya dipenjara Israel. Selain itu, setidaknya 15 warga Palestina tewas tertembus peluru Israel ataupun luka saat melakukan aksi turun ke jalan. (sha/c17/any)
BACA JUGA: Tel Aviv: Guatemala Sahabat Sejati Israel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Songong, Israel Susun Rencana Baru Kuasai Yerusalem
Redaktur & Reporter : Adil