IL9 Dorong Program Kapal Pembangkit Listrik

Rabu, 08 Maret 2017 – 23:16 WIB
Menteri ESDM, Ignasius Jonan bersama Ketua Umum IL9, Alwi Hamu dan Direktur Eksekutif IL9, Rapsel Ali saat menghadiri Kongres IL9 di Hotel Mercure, Jakarta, Senin, 6 Maret. Foto: Istimewa

jpnn.com - jpnn.com - Institut Lembang Sembilan (IL9) mendorong program kapal pembangkit listrik atau marine vessel power lant (MVPP) di perairan Indonesia.

Tak bisa dimungkiri, Indonesia berkembang begitu pesat.

BACA JUGA: Parah! 290 Desa Belum Teraliri Listrik PLN

Industri mulai tumbuh di mana-mana. Sayangnya, ketersediaan listrik Indonesia terbatas.

Pemerintah pun sudah menyiapkan program 35 ribu megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

BACA JUGA: 30 Persen Penduduk di Sini Belum Nikmati Listrik

Direktur Eksekutif IL9 Rapsel Ali mengatakan, Indonesia yang didominasi wilayah perairan sangat perlu dimaksimalkan keberadaannya.

Termasuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan masyarakat di pulau.

BACA JUGA: Perubahan Tarif Listrik Tiap 3 Bulan

“Jadi kami dorong hadirnya kapal-kapal yang bisa menghasilkan listrik. Baik itu menggunakan disel ataupun gas. Yang jelas, kebutuhan listrik di wilayah terpencil khususnya di pulau-pulau itu bisa terpenuhi," kata Rafsel dalam Rapat Kerja Nasional IL9 di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Senin (6/3).

Menurut Rapsel, idealnya kebutuhan listrik 35 ribu MW tak semuanya dipenuhi dengan pembangunan pembangkit di darat atau landbase.

MVPP justru lebih efektif menjangkau daerah terpencil.

“Prosesnya lebih cepat, tak lagi dipusingkan dengan pembebasan lahan. MVPP juga  lebih mobile dan efektif. Bisa memakai tenaga diesel atau gas, bisa juga keduanya. Dengan komposisi 25 ribu MW di darat dan sepuluh ribu MW di laut, kebutuhan listrik nasional akan cepat terpenuhi,” jelas Rapsel.

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambut baik usulan ini.

Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi perhatian pemerintah.

Jonan menilai, visi misi yang diemban oleh IL9 sejalan dengan kementerian yang dipimpinnya.

Yakni, sama-sama mendukung ketahanan energi yang berkeadilan.

PT Pertamina sendiri sudah mencoba menyewa kapal penghasil listrik sebanyak empat buah dari Turki.

Namun, ini sifatnya momentum dan tentu butuh biaya besar karena kapalnya cukup besar.

Nah, lain halnya jika kapal-kapal tersebut diproduksi dalam negeri

"Ini menjadi usulan yang cukup menarik. Saya kira, memang butuh dipikirkan bagaimana kekurangan listrik di daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau bisa terpenuhi," kata mantan menteri perhubungan itu.

Sesuai data ESDM, saat ini masih terdapat 2.519 desa yang masih gelap gulita sebab belum teraliri listrik.

Dari jumlah desa itu, terdapat 293.532 rumah yang masih menggunakan penerangan seadanya.

Jonan menambahkan, pada 2017 ini akan dipasang fasilitas listrik pada enam provinsi  paling timur Indonesia.

Targetnya, akan ada 95.729 rumah yang nantinya bisa menikmati listrik.

"Dari seluruh desa yang belum teraliri listrik tersebut, targetnya kita bisa selesaikan pada 2019 mendatang," kata Jonan. (jos/jpnn)    

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebijakan Tarif EBT Bisa Ulangi Kesahan Masa Lalu  


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
listrik  

Terpopuler