Ilham Saputra Bantah Terjadi Klaster KPU terkait Covid-19 di Blora

Sabtu, 25 Juli 2020 – 17:12 WIB
Ilham Saputra. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum Ilham Saputra membantah telah terjadi klaster KPU penyebaran Covid-19 di Blora, Jawa Tengah.

"Jadi, kalau ada berita seperti di Blora mengatakan ada klaster KPU, itu menurut saya tidak benar," kata Ilham dalam diskusi "Menghitung Kualitas Pilkada Saat Pandemi" yang disiarkan secara virtual, Sabtu (25/7).

BACA JUGA: Ada Penjemputan Paksa 16 Pasien Covid-19 di Blora, Ini Reaksi Pak Ganjar

Ilham menegaskan bahwa KPU sudah memastikan sebelum bertugas, para petugas mereka itu tidak terjangkiti atau terkena Covid-19. "Karena sudah di-rapid test," tegas Ilham.

Ia menyatakan pihaknya sudah mempersiapkan berbagai langkah dalam melaksanakan tahapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi Covid-19.

BACA JUGA: KPU Ganti Model Pelaksanaan Rekapitulasi Berjenjang jadi e-Rekap, Parpol Tak Perlu Utus Saksi

KPU sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Pihaknya juga sudah membuat PKPU Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pilkada Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Covid-19.

BACA JUGA: Ini Hasil Swab Jokowi setelah Bertemu Wakil Wali Kota Solo yang Positif Covid-19

Ilham mengungkap dalam PKPU itu adalah prosedur penyelenggaraan tahapan pilkada.

Misalnya, petugas menggunakan face shield, sarung tangan, dan sebagainya.

"Kami sudah keliling apel kesiapan coklit untuk mendapatkan DPT akurat. Para petugas sudah pakai sarung tangan, masker atau face shield. Semua sudah jalan," katanya.

Dia menambahkan petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) sebelum ke lapangan sudah rapid test terlebih dahulu. "Kalau ada kena, karena masa kerja PDPD satu bulan, langsung kami ganti," ungkap Ilham.

Menurut Ilham, KPU sudah melakukan simulasi pemungutan dan penghitungan suara.

Dia mencontohkan, orang yang masuk ke TPS diberi C6 atau undangan dengan waktu dan jumlah yang diatur. Misalnya, untuk pukul 9.00 - 10.00 diatur untuk 20 orang supaya menghindari kerumuman.

"Kemarin agak telat ya, itu pukul 8.00 sampai 13.00, bisa mencoblos 325 orang. Jadi, riil seperti itu karena jarang sekali misalnya semuanya, 500 orang, datang ke TPS," kata dia.

Namun, ia berharap semua orang atau pemilih datang memberikan hak suara ke TPS. Untuk memastikan itu, KPU akan membuat tutorial dalam bentuk video supaya masyarakat yakin dan aman datang ke TPS selama mematuhi protokol Covid-19. Misalnya, menggunakan sarung tangan, petugas memakai face shield, dan lainnya.

Namun, Ilham mengungkap ada temuan ketika menggunakan sarung tangan pemilih susah membuka surat suara.

Demikian juga dengan pemilih disabilitas tuna netra, ketika mengenakan sarung tangan sulit merasakan template huruf braille. (boy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler