BACA JUGA: Bersalam-salaman Jelang UN
Acara yang digagas dan diselenggarakan oleh the Indonesian Muslim Student Forum in Taiwan (FORMMIT) itu berlangsung di kampus Southern Taiwan University (STUT) Tainan, Sabtu (20/19)
Acara tersebut didukung oleh Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Southern Taiwan University, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan, Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional (I4), Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia (MITI) dan Indonesian Society for Soft Computing (SC-INA).
Seperti dituturkan presiden FORMMIT, Lalu Muhamad Jaelani, acara itu dibuka dengan performance tari saman oleh mahasiswa Chung Hua University
BACA JUGA: Linda: Siswi Hamil Harus Bisa Ikut UN
Acara pembukaan juga diisi dengan sambutan Wakil Presiden STUT ProfBACA JUGA: Jamin Soal UN Tak Bocor
Wu, Hsin-Hsing dan Kepala Kantor Dagang Ekonomi dan Industri perwakilan resmi Indonesia di Taiwan), SuhartonoSementara DRTjahjo Pranoto dari Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, menjadi keynote speaker dengan menyampaikan paparan berjudul Government strategic step in strengthening and accelerating national research as a means of knowledge-based economic developmentPembicara kunci lainnya adalah Prof Chih-Cheng Chao, Ph.D, P.Eng dari Industrial Technology Research Insitute (ITRI) Taiwan, yang menyodorkan makalah dengan tema “How to enhance the national competitiveness: Taiwan in study case”.
Di luar pembicara utama ini, AISC Taiwan 2010 juga menghadirkan pembicara tamu, masing masing DrAndreas Raharso dari Global R&D Centre for Execution, Hay Group, Singapore Dan DrKhoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technology ( JAIST) - JapanKedua nama terakhir ini adalah pengurus teras Ikatan Ilmuan Indonesia (I-4).
Setelah sesi pembicara utama dan pembicara tamu, selanjutnya para peserta melakukan presentasi paper yang dilakukan perbidang, meliputi bidang budaya, linguistik dan studi perubahan sosial; ekonomi, managemen dan bisnis; elektronik dan kontrol otomatik; komputer sain dan teknologi informasi; material dan manufaktur, infrastruktur dan managemen bencana, energi terbarukan dan perubahan iklim; lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, pertanian dan agrobisni; serta bidang kesehatan dan farmasi.
Sebagai tindak lanjut dari AISC Taiwan 2010 ini, dibentuk Indonesian Committee for Science & Technology Transfer in Taiwan (IC-3T)Pelantikan dan penandatangan dokumen IC-3T dilakukan langsung oleh Kepala KDEI dan Presiden FORMMIT dengan disaksikaan DrTjahjo dan peserta konferensi lainnya
“IC-3T ini selanjutnya menjadi wadah komunikasi dan kerjasama ilmiah dalam pengembangan dan tranfer ilmu dan teknologi, serta menjadi sarana nyata dukungan Ilmuan indonesia dalam rangka peningkatkan daya saing bangsa,” ujar Muhamad Jaelani kepada JPNN, Minggu (21/3).
Dalam pelaksanaannya, tugas utama IC-3T adalah menyiapkan penyelenggaraan AISC-Taiwan setiap tahun, menjalin kerjasama-kerjasama strategis dalam pengembangan dan tranfer ilmu & teknologi tepat guna (based on the science-technology demand) serta mengorganisasikan diskusi-diskusi periodik bulanan di setiap cluster
Adapun formasi IC-3T adalah Board dan Komite tetapBoard terdiri dari DRTjahjo Pranoto (Kementrian Ristek), Suhartono (Kepala KDEI), DrKhoirul Anwar (Perwakilan Asosiasi kelimuan) dan IrSetyabudi Indartono, MM (Unsur FORMMIT)Sementara Komite Tetap terdiri dari Sutarsis, Badri Munir Sukoco, Lalu Muhamad Jaelani, Slamet Widodo dan Bunga Primasari.(cha/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Diperingatkan Tak Pungut Biaya UN
Redaktur : Antoni