Ilmuwan Ungkap Pengujian Vaksin Corona ke Manusia Rampung Agustus 2020

Minggu, 19 April 2020 – 14:09 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Foto: Daily Sabah

jpnn.com, JAKARTA - Salah seorang Gugus tugas untuk vaksin Covid-19 yang dibentuk oleh pemerintah Inggris, John Bell menyebutkan bahwa tim ilmuan Universitas Oxford mulai melakukan pengujian calon virus Corona ke manusia. Uji coba vaksin itu diprediksi bakal rampung pada Agustus 2020 mendatang.

Bell menjelaskan, ini bukan kapan vaksin akan tersedia. Sekarang ini adalah waktunya pembuktian apakah vaksin itu benar-benar efektif dalam mencegah seseorang terjangkit virus Corona.

BACA JUGA: Peran Bioinformatika dalam Pencarian Vaksin COVID-19

"Pertanyaannya adalah apakah vaksin itu bisa melindungi seseorang, karena memang belum di uji coba. Vaksin itu akan teruji setelah sebagain besar orang yang divaksin dengan sengaja membuat mereka terpapar virus, lalu kita hitung berapa banyak orang yang terjangkit virus dalam populasi tersebut," kata Bell seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (19/4).

Menurut Bell, jika uji klinis ke manusia berjalan dengan baik dan tidak ada kendala, kemungkinan proses pengujian tersebut bisa selesai pada pertengahan tahun ini.

BACA JUGA: Kisah Tragis Tenaga Medis yang Merawat Pasien Covid-19

Bell mengatakan, rangkaian studi keselamatan telah dilakukan pada peneliti di Universitas Oxford sebelum menguji klinis kandidat vaksin pada manusia untuk pertama kalinya pada Kamis (16/4) lalu.

Melalui uji coba vaksin itu, kata Bell, ilmuwan melakukan bukti respons kekebalan yang kuat. Hasil itu diharapkan bisa terlihat pada pertengah atau akhir Mei nanti.

BACA JUGA: Perawat Itu Meninggal Dunia, Pernah Kontak dengan Pasien Positif Corona

Jika pengujian menujukkan hasil positif, fokus berikutnya adalah bagaimana memproduksi vaksin dalam skala besar, mengingat penyebaran virus Corona hingga saat ini lebih dari 180 negara.

Diketahui, pemerintah Inggris saat ini dituntut untuk menyediakan alat pelindung diri (APD), terutama bagi para tenaga medis. Isu itu menjadi sorotan, menyusul ucapan direktur layanan kesehatan nasional (national Health Service/NHS) yang meminta dokter dan perawat tetap bekerja tanpa menangani pasien Covid-19 tanpa APD.

Kepala eksekutif dari NHS Providers, Chris Hopson, mengatakan bahwa dalam waktu dekat pasokan APD khususnya pakian pelindung bakal berkurang akibat stok nasional terus menipis.

Di sisi lain, keamanan dan keselamatan pada pekerja medis di Inggris tetap diperhatikan dengan pemberikan obat antibodi secara rutin. Ini juga dilakukan kepada kelompok berisiko lainnya dalam beberapa bulan ke depan. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler