Dua ilmuwan Queensland telah direkrut sebagai bagian dari proyek global untuk membantu mengembangkan vaksin kutu bagi industri ternak Afrika.
Kutu mungkin menjadi musuh dari industri daging sapi Australia, tetapi situasinya bahkan lebih mengerikan di Afrika.
BACA JUGA: Queensland Punya Kebun Binatang Dinosaurus Digital Berukuran Nyata
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek global, yang didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates, untuk membantu produsen ternak di berbagai negara melawan gangguan kutu.
Peneliti Alicja Lew-Tabor mengatakan, kutu memiliki dampak signifikan terhadap produksi daging sapi dalam negeri di Afrika.
BACA JUGA: Mendiang Balita Canberra Ini Jadi Pendonor Organ Termuda di Australia
Tak seperti produsen Australia, produsen Afrika umumnya hanya memasok pasar domestik mereka dan Alicja mengatakan, kutu menyebabkan masalah yang signifikan dalam pasokan daging dan susu.
Dampak masalah itu sulit untuk diperkirakan, karena sistem pemilik lahan kecil yang berlaku.
BACA JUGA: Selama Januari-April 2016, Indonesia Akan Impor 200.000 Sapi dari Australia
"Sebagian besar negara-negara di Afrika memiliki beragam ternak, apakah itu untuk produksi susu atau daging sapi, dan kebanyakan dari mereka berada di daerah yang terpengaruh oleh kutu ternak dan penyakit yang mereka bawa," ujar Alicja.
"Kutu tahan terhadap banyak obat yang mereka gunakan untuk ternak, pada akhirnya kutu menjadi resisten terhadap obat," tambahnya.
Ketahanan kimia itu adalah alasan mengapa Dr Alicja dan rekan penelitinya, Manuel Rodriguez-Valle, terpilih untuk bergabung dalam proyek global ini.
Coba kurangi kutu per hewan sebanyak 70%
Selama lima tahun, mereka telah bekerja pada pengembangan banyak jenis vaksin yang bisa berpotensi di Afrika.
Mereka memulai dengan 300 peluang dan telah memilih 25 vaksin yang bisa berhasil dalam mengendalikan serangan kutu.
Dr Manuel mengatakan, pekerjaan ini membosankan, tetapi hasilnya tampak baik.
"Kami memiliki dua kandidat yang terlihat sangat menarik [dan] kami akan memiliki hasil yang sangat cepat, pada akhir Februari, kami sangat yakin terhadapnya," ujar sang peneliti.
Untuk mengontrol hasilnya, ternak ditempatkan terisolasi di dalam kandang.
Tujuannya adalah untuk mencoba mengurangi jumlah kutu per hewan sebanyak 70%.
Manfaat potensial bagi produsen sapi Australia
"Kami menginfeksi hewan dengan sekitar 5000 larva kutu dan menunggu sampai kutu lepas dari setiap binatang, kemudian kami mengumpulkannya, menimbangnya dan menganalisis pengurangan jumlah kutu," jelas Dr Manuel.
Vaksin menyuntikkan antigen ke dalam sapi, menciptakan antibodi untuk menyerang kutu.
"Kami punya perlindungan 80% dalam percobaan yang kami lakukan di Brazil tapi apa yang mereka [Yayasan Gates] ingin kami lakukan adalah memisahkan campuran itu dan mencari tahu apa komponen yang paling aktif," kata Alicja.
Vaksin ini diharapkan akan siap digunakan dalam waktu lima tahun ke depan, dan Dr Alicja mengatakan, mungkin ada manfaat yang bisa diambil untuk produsen daging sapi Australia.
"Mereka akan mampu membawa keturunan yang lebih rentan ke kawasan di mana mereka tak memiliki bibit itu," sebutnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Gagal Pecahkan Rekor, Berat Bulu Domba Sheila Capai Lebih Dari 21 Kg