BACA JUGA: Pembajak Kapal Bermuatan Alat Perang Turunkan Tebusan
Kondisi ini menjangkiti 1 di antara 2.500 orang di Amerika Serikat dan Eropa, namun di Jepang angka kemungkinannya 4 kali lebih besar.Para peneliti menganalisis DNA 222 orang Jepang yang mengalami narcoleptic serta membandingkannya dengan 389 orang lain yang normal
BACA JUGA: Korut di Ambang Suksesi
"45 persen orang dengan narcolepsy memiliki variasi gen ini dibandingkan 30 persen dari yang tidak mengalami kondisi ini," papar Profesor Katsushi Tokunaga dari Departemen Ilmu Genetika Universitas Tokyo
''Gen ngantuk'' ini ditemukan di antara gen-gen CPT1B dan CHKB, yang keduanya berhubungan dengan kelainan tersebut
BACA JUGA: RI Dukung Resolusi Nuklir Iran
CPT1B mengatur enzim yang menyebabkan kantuk, sedangkan CHKB berhubungan di siklus tidur.Para pakar ini telah mengambil langkah lebih lanjut dengan meneliti varian gen yang sama pada 424 orang Korea, 785 orang Eropa, serta 184 keturunan Afro-AmerikaHasil yang sama didapat pada orang KoreaNamun, penelitian tidak terbukti bagi orang Eropa dan Afro-Amerika"Kami belum menemukan penyebab mengapa gen ini hanya ditemukan pada penderita narcolepsy di Jepang dan KoreaMungkin penyebabnya adalah seleksi atau kesempatannya," jelas Tokunaga(Rtr/ard/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Ukir Jejak di Luar Angkasa
Redaktur : Tim Redaksi