jpnn.com - CHILI - Selama ini muncul misteri dari temuan tentang sebuah kuburan paus yang ditemukan di samping Jalan Raya Pan Amerika atau Bukit Paus di Chili. Pertanyaannya adalah penyebab banyak paus terkubur di satu lokasi.
Namun, misteri itu akhirnya terungkap setelah para ilmuwan bisa menjelaskan bagaimana fosil paus-paus itu bisa berada di satu lokasi. Sebagaimana tertuang dalam tulisan di jurnal Royal Society, hal itu terjadi akibat sejumlah peristiwa yang mengakibatkan terdamparnya paus secara massal.
BACA JUGA: Qantas Bakal Rumahkan Ribuan Karyawan
Bukti kuat lainnya menunjukkan bahwa semua paus mati karena makan ganggang laut beracun. Mamalia laut yang mati dan sekarat kemudian terdorong gelombang ke tepi pantai di mana mereka terkubur selama jutaan tahun.
Kawasan yang terletak di Gurun Atacama Cile ini diketahui ideal sebagai kuburan fosil paus. Kerangka paus ini ditemukan dalam kondisi lengkap, terlihat menonjol keluar di antara karang sekaligus dijadikan nama lokasi itu sebagai Cerro Ballena atau "Bukit Paus".
BACA JUGA: Ukraina Punya Kabinet Baru
Seperti dilaporkan BBC, Rabu (26/2), para peneliti dari Amerika Serikat dan Chili baru berkesempatan untuk mempelajari fosil itu ketika jalan Pan Amerika diperlebar. Mereka hanya diberi waktu dua minggu untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian sebelum kawasan itu diubah menjadi badan jalan.
"Kami menemukan makhluk-makhluk yang sudah punah seperti paus singa laut, yaitu lumba-lumba yang berevolusi dan memiliki wajah seperti singa laut," kata Nicholas Pyenson, ahli palaeontologi di Smithsonian's National Museum of Natural History di Washington DC, AS.
BACA JUGA: NASA Temukan 4 Planet Mirip Bumi
Tim kemudian secara rinci mencatat sebanyak mungkin, membuat model digital 3D dari kerangka yang tersisam serta memindahkan tulang belulang untuk diteliti di laboratorium. "Sangat luar biasa bahwa kami bisa menemukan semua bintang dari dunia fosil mamalia laut di Amerika Selatan," sambungnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maduro Berusaha Mencari Damai
Redaktur : Tim Redaksi