jpnn.com - LONDON--Para arkeolog menemukan sebuah lokasi yang menjadi 'WC umum' pada masa kehidupan dinosaurus dalam penggalian di Argentina. Penemuan lokasi ini memecahkan rekor toilet tertua sebelumnya yang berusia 220 juta tahun.
Hal itu terdeteksi dari keberadaan ribuan fosil kotoran hewan yang mirip dengan badak besar pemakan tumbuh-tumbuhan juga ditemukan di lokasi yang sama. "Tidak diragukan lagi siapa pelakunya," kata Dr Lucas Fiorelli, dari Crilar-Conicet, yang menemukan kotoran tersebut seperti dilansir BBC (28/11).
BACA JUGA: Pengadilan Menangkan Apple dari Tuduhan Pelanggaran Privasi
Situs yang berusia sekitar 240 juta tahun ini merupakan "WC umum" tertua di dunia dan merupakan bukti pertama bahwa hewan reptil purba berbagi tempat untuk membuang kotoran mereka. Fosil kotoran yang terbesar dengan ukuran 40 cm dan berat beberapa kilogram ditemukan pada sejumlah lokasi di Formasi Chanares, Provinsi La Rioja.
Bentuknya mirip sosis, dan lainnya berbentuk oval, dengan warna yang berbeda-beda dari abu-abu keputihan sampai coklat tua-ungu tua. Kotoran hewan tersebut juga mengandung petunjuk mengenai pola makanan makhluk pra sejarah tersebut, jenis penyakit dan tumbuh-tumbuhan yang hidup kala itu.
BACA JUGA: Ciptakan Kamera Nano 3-D dengan Biaya USD 500
Gajah, Kijang bertanduk dan kuda merupakan hewan modern yang buang air besar di lokasi yang disepakati secara sosial untuk menandai wilayah serta mengurangi penyebaran parasit. "Hanya satu spesies yang dapat memproduksi kotoran besar dan kami menemukan tulang mereka di situs tersebut," lanjutnya.
Pelakunya adalah Dinodontosaurus, pemakan tumbuh-tumbuhan yang memiliki panjang 2,4 meter, mirip dengan badak modern. Hewan ini adalah dicynodonts mamalia besar menyerupai binatang reptil yang biasa hidup pada periode Triassic, ketika dinosaurus pertama muncul.
BACA JUGA: BBM Tertanam Langsung di Smartphone Android
Fakta bahwa mereka berbagi 'jamban' menunjukkan bahwa mereka hidup berkelompok, yang memiliki alasan untuk membuang kotoran secara strategis, kata Dr Fiorelli. "Pertama-tama, tindakan tersebut penting untuk menghindari parasit," timpalnya.
"Tetapi ini juga peringatan bagi predator. Dengan meninggalkan kotoran yang besar, berarti merupakan kelompok yang besar," sambungnya.
Predator bagi kelompok ini adalah Luperosuchus, mirip buaya pemakan daging yang panjangnya mencapai 8 meter. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bajak Software, Militer AS Bayar Rp 590 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi