Iluni UI Kebut Pembangunan Hunian Korban Bencana Sulteng

Kamis, 01 November 2018 – 13:59 WIB
Warga di Posko Pengungsian Darurat di Bukit Tampo,Desa Batusuyagoo, Kecamatan Sindue Tombu Sabora, Donggala, Sulteng, Rabu (3/10/2018). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) menggandeng beberapa pihak untuk melakukan kegiatan kemanusiaan di tiga wilayah terdampak bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Di antaranya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Pusat Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), Komunitas Biduan, Bale Nusa Indonesia serta Gala Dana Palu Sigi dan Donggala.

BACA JUGA: Dilanda Gempa dan Tsunami, Kerugian Ekonomi Rp 18,48 Triliun

Mereka bersatu padu menggalang bantuan melalui program UI Peduli. Kegiatan pengumpulan dana ini diprakarsai oleh Triawan Munaf dan Loemongga Kartasasmita.

Para relawan dan banyak musisi ambil bagian dalam kegiatan itu dengan menggelar konser gratis untuk menggalang dana.

BACA JUGA: Pemuda dari 33 Provinsi Dikirim ke Palu

Pada tahap tanggap darurat, kegiatan diawali gerak cepat tim medis RSCM/FKUI. Para dokter dan tenaga kesehatan alumni UI hadir untuk memberikan bantuan di Palu, dua hari setelah bencana terjadi.

Iluni UI juga mengirimkan bantuan logistik berupa bahan makanan dan kebutuhan hidup para penyintas bencana di titik-titik pengungsian.

BACA JUGA: BMKG: Waspada Potensi Banjir dan Longsor di Sulawesi Tengah

Antara lain di sekitar Kota Palu, Desa Bangga di Kabupaten Sigi, Desa Lende dan Lende Tovea di Sirenja, serta Desa Apemaliko di Sindue, Kabupaten Donggala.

Selain itu, Iluni UI juga sedang menyelesaikan pembangunan hunian sementara bagi masyarakat terkena bencana yang saat ini masih tinggal di tenda darurat.

“Dukungan psikososial awal untuk para penyintas bencana di tahap tanggap darurat juga diberikan dengan menyasar pada kelompok rentan, anak-anak dan balita, wanita dan ibu hamil, orang tua dan para penyandang disabilitas,” kata Ketua Iluni UI sekaligus Koordinator Program Community Development untuk Palu, Sigi dan Donggala Endang Mariani, Kamis (1/11).

Dia menjelaskan, bantuan pertolongan pertama psikologis bertujuan memberikan rasa tenang, aman dan nyaman kepada para penyintas bencana.

Ada pula pendampingan psikoedukasi dengan melibatkan para alumni UI yang memiliki berbagai latar belakang berbeda. Bukan hanya dari bidang ilmu psikologi, tetapi juga medis, ilmu sosial dan perilaku, teknik, dan bahkan ilmu-ilmu murni.

“Pada tahap selanjutnya, hasil assessment yang dilakukan oleh tim Community Development ILUNI UI dan juga Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI akan digunakan untuk merancang program lanjutan yang terstruktur dan terukur," imbuh Endang.

Di tempat yang sama, Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti menjelaskan, tim RSCM/FKUI telah melakukan berbagai kegiatan.

Di antaranya, triage bencana, operasi, layanan gawat darurat, transportasi dan mobilisasi pasien, perawatan pasien, dan pertolongan bayi.

“Selama masa tanggap darurat di Sulawesi Tengah, tidak kurang dari 74 tenaga medis RSCM/FKUI yang terbagi dalam empat tim diterjunkan dengan obat-obatan lengkap dan alat kesehatan yang mendukung," kata Lies.

Sementara itu, Ketua Umum Iluni UI Arief Budhy Hardono mengatakan, pihaknya berencana memberikan bantuan dalam bentuk fisik.

Yaitu pembangunan antara atau hunian sementara, sekolah darurat, sarana air bersih dan listrik, serta bangunan komunitas yang dibutuhkan.

Dia menambahkan, antara yang merupakan hunian sementara dirancang oleh alumni arsitek UI.

"Konsep dasarnya adalah untuk mengembalikan kehidupan masyarakat penyintas bencana yang saat ini masih tinggal di tenda-tenda darurat komunal agar segera kembali ke kehidupan normal dalam keluarga," ujar Arief. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Darurat Bencana Sulteng Berakhir, Masa Transisi Dua Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler