Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Rupiah Punya Kesempatan Menguat?

Rabu, 10 Maret 2021 – 10:38 WIB
Imbal hasil obligasi AS turun, Rupiah berkesempatan menguat. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, berpeluang menguat.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya menilai, peluang penguatan rupiah karena turunnya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat.

BACA JUGA: Aduh! Kurs Rupiah Makin Nyungsep, Selasa Pagi Tembus Rp 14.433 Per USD

"Penurunan indeks USD dan yield US treasury kemungkinan akan membantu penguatan rupiah," kata dia, di Jakarta, Rabu (10/3).

Sebagai data rupiah dibuka menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 14.390 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.405 per USD.

BACA JUGA: Akhir Pekan, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melorot

Menurut Ahmad, indeks USD kemungkinan melemah ke level 91,5 hari ini, di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS dan masih rendahnya optimisme sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di AS.

"Yield diperkirakan akan kembali stabil," ungkap dia.

Sementara itu, Ahmad menyebut The NFIB Small Business Optimism Index yang masih cukup rendah pada Februari sebesar 95,8 dibandingkan proyeksi sebesar 96.

"Itu memperlihatkan belum cukup pulihnya optimisme pengusaha menengah bawah di AS terhadap prospek ekonomi negara tersebut," kata Ahmad.

Dia juga menyebutkan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,5 persen. Proses pembelian obligasi AS oleh The Fed diperkirakan mulai berdampak terhadap penurunan imbal hasil obligasi AS (US Treasury/UST) jangka panjang.

"Kemungkinan akan menekan tren kenaikan imbal hasil obligasi yang berlangsung sejak awal tahun," papar dia.

Para pelaku pasar, kata Ahmad berekspektasi bahwa kebijakan The Fed akan efektif dalam menekan yield UST jangka panjang dengan program pembelian UST.

"Para pelaku pasar juga akan menanti data CPI AS Februari untuk melihat arah inflasi ke depan," sambung Ahmad.

Nilai tukar rupiah terhadap USD dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan menguat ke level Rp 14.100 per USD.

Pada Selasa (9/3) lalu, rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp 14.405 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.360 per USD. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler