Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Harga Komoditas Ini Berpotensi Naik

Rabu, 02 Maret 2022 – 20:56 WIB
Imbas konflik Rusia-Ukraina ke harga komoditas. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak dunia melesat, imbasnya ke harga komoditas di Indonesia yang juga bisa terkerek naik.

Harga minyak jenis Brent telah menembus USD 105 per barrel pada 24 Februari 2022 sesaat setelah Rusia menyerang Ukraina.

BACA JUGA: Panglima TNI Jenderal Andika: Langsung Ditransfer ke Rekening Prajurit

BACA JUGA: Terkenal Licin, Fitralia Akhirnya Digulung Polisi, Kasusnya Besar

Kepala Center of Macroeconomics and Finance-Indef M Rizal Taufikurahman mengungkapkan tren harga minyak dunia akan terus melonjak sebesar 1,14 persen akibat konflik Rusia-Ukraina.

BACA JUGA: AKBP M Coreng Nama Baik Polri, Polda Sulsel Minta Maaf

Dengan demikian, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang ikut naik beberapa waktu yang lalu.

"Sudah dirasakan, BBM nonsubsidi sudah mulai naik. Kita berharap subsidi tidak dinaikkan. Karena akan sangat berpengaruh,” ungkap Rizal dalam acara Diskusi Publik Indef secara virtual, Rabu (2/3).

BACA JUGA: Seusai Bikin Konten Vulgar di Toilet Kafe, Selebgram Langsung Dijemput Polwan

Menurut Rizal penyesuaian harga BBM nonsubsidi juga akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di sektor transportasi.

Hal itu dikarenakan sektor transportasi berhubungan langsung dengan energi.

Selain itu, hampir semua harga komoditas di Indonesia mengalami kenaikan, seperti pangan dan gas LPG.

“Industri pangan juga mulai naik. Hampir semua sektor akan naik akibat didorong transmisi dari minyak dulu. Minyak berpengaruh terhadap semua sektor angkutan, transportasi, logistik, dan daging juga mulai naik apalagi menghadapi puasa dan lebaran,” kata Rizal.

Rizal mengungkapkan hal tersebut akan memicu terjadinya inflasi sehingga pemerintah perlu melakukan antisipasi akan terjadinya kenaikan harga di berbagai komoditas.

"Hal ini mungkin dalam jangka pendek akan terjadi," ungkap Rizal.

Dalam hal ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2 persen sehingga sangat penting bagi Indonesia menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah geopolitik global yang memanas dan kenaikan harga minyak dunia.(mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Rusia-Ukraina, Aset Vladimir Putin dan 5 Anak Buahnya Dibekukan


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler