Imbauan Kemenkoinfo untuk Kampus yang Melaksanakan PTM, Simak!

Jumat, 08 Oktober 2021 – 09:22 WIB
Warga menikmati ‘salju’ di kampus IPB Baranangsiang. Foto: Nelvi/Radar Bogor

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) menekankan perguruan tinggi yang melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tetap menjalankan protokol kesehatan ketat.

Mereka juga harus menjalankan sejumlah tahapan mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga pemantauan.

BACA JUGA: PTM Terbatas Solusi Menjaga Giat Belajar Siswa di SMAN 1 Ketungau Tengah

Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi(Kemendikbudristek) Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2021.

Kampus yang melakukan PTM di wilayah PPKM level 1-3 agar membentuk Satgas Covid-19 untuk menerapkan prosedur operasional standar (POS) protokol kesehatan (prokes).

BACA JUGA: PTM Terbatas di Depok Dimulai, Sekolah Tetap Menyediakan Layanan Belajar dari Rumah

Selain itu, civitas kampus yang mengikuti PTM terbatas harus dalam keadaan sehat dan sudah divaksin.

Sesditjen Dikti Kemdikbudristek Parisyanti Nurwardani mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan pada Juli 2021, 63,9% perguruan tinggi siap melaksanakan PTM terbatas dengan perkuliahan campuran (hybrid learning) dan sebanyak 82% siap melaksanakan PTM.

BACA JUGA: Kominfo Dukung Sosialisasi Pencegahan Covid-19 dan Gelar Vaksinasi di Kabupaten Simalungun

“Ini berita gembira bagi kita semua, sehingga learning loss (penurunan proses akademik, red) di perguruan tinggi tidak akan terlalu banyak,” tutur Paris.

Survei berkala memang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan memantau situasi di lapangan.

Menurut Paris, hasil survei menunjukkan perguruan tinggi dinilai siap dengan fasilitas penunjang prokes dan akses kesehatan dalam persiapan PTM terbatas.

Di antaranya dalam pengadaan tempat cuci tangan, disinfektan, juga alat pengecek suhu.

“Termasuk di dalamnya, masker tembus pandang untuk yang disabilitas rungu," ujar Paris.

Paris menambahkan, baru 23% kampus menyiapkan masker tersebut, sehingga pihaknya akan membantu ketersediaannya.

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah menyambut baik pembukaan kampus yang dianggap penting dalam memaksimalkan kualitas academic atmosphere (atmosfir akademis).

Berdasarkan introspeksi selama 18 bulan kemarin, dia menyebut capaian learning outcome (hasil pembelajaran) cukup memadai karena relatif siap dalam hal teknologi.

Namun, kata dia academic atmosphere merupakan sesuatu yang penting, tetapi itu hilang.

"Jadi, harus kita perjuangkan,” tegas Reini.

Reini menekankan tidak ada euforia dalam PTM terbatas dan memastikan kepatuhan atas aturan yang berlaku.

Selain memantau pelaksanaan Prokes melalui sidak berkala, pihaknya mewajibkan vaksinasi setidaknya sekali bagi mahasiswa dan upaya tersebut terus digencarkan.

“Vaksinasi ini tidak hanya sebagai syarat masuk kampus, melainkan untuk perlindungan diri sendiri dan lingkungan,” tuturnya.

Mahasiswa ITB Berprestasi di Tingkat Nasional Ilham Subandoro menyanggupi hal tersebut.

Dia mengajak sesama mahasiswa yang menjalankan PTM terbatas untuk menjadi pionir dan duta bagaimana menerapkan Prokes di kampus.

Selain itu, menurutnya, PTM terbatas seharusnya disikapi sebagai kesempatan untuk memaksimalkan potensi yang ada di kampus.

“Pandemi bukan halangan untuk berprestasi, kuncinya dengan beradaptasi dan memanfaatkan peluang,” papar Ilham.

Pengamat Pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah menyatakan PTM terbatas merupakan sebuah kesempatan baik untuk mengoptimalkan pembelajaran, tetapi harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

“Harapannya, kalau untuk kampus, mahasiswa lebih paham dan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik, kata Andreas. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kominfo Beri Pengarahan Pranata Humas Untuk Membuat Konten yang Informatif


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler