Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyoroti dampak turunnya harga bijih besi bagi perekonomian Australia.
Dalam prediksinya terbarunya, IMF memperkirakan perekonomian Australia akan tumbuh sebesar 2,8 persen pada tahun ini. Nilai tersebut sedikit jatuh dari prediksi sebelumnya di bulan Oktober 2014, dimana IMF memperkirakan nilainya akan mencapai 2,9 persen.
Kemerosotan harga bijih besi menjadi penyebabnya, yang juga mendorong harga logam turun 15 persen sejak September tahun lalu.
BACA JUGA: Buku Harian ini Baru Ditemukan Setelah Ditulis 100 tahun lalu
IMF memperingatkan bahwa Australia masih akan mengalami kesulitan ekonomi.
"Rata-rata harga logam tahunan diperkirakan menurun 17 persen pada tahun 2015 ... dan kemudian akan jatuh sedikit pada tahun 2016," demikian laporan predikisi IMF.
IMF juga belum yakin jika harga logam akan stabil hingga tahun 2017.
BACA JUGA: Kini Model di Panggung Australian Fashion Week Lebih Beragam Etnisnya
Joe Hockey saat berada di Wall Street New York
Suku bunga yang turun dan pelemahan nilai tukar Australia dapat membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi, tapi IMF mengatakan banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh bank sentral Australia atau Reserve Bank.
Salah satu tugas Bank Sentral Australia adalah menjaga inflasi berada di antara 2 hingga 3 persen, tetapi indeks konsumen saat ini cukup rendah berada di kisaran 1,7 persen.
BACA JUGA: Bangkai Ikan Paus Langka Terdampar di Pantai Australia Barat
Laporan IMFpun menimbulkan kekhawatiran bahwa inflasi di Australia bisa terus turun, yang akan berdampak pada penurunan upah dan belanja konsumen.
Sementara itu, pertumbuhan Cina diperkirakan akan terus menurun dari 7,8 persen tahun ini menjadi 6,3 persen tahun 2016. Nilai ini menurun dari perkiraan di bulan Oktober 2014 yang ada di kisaran 6,8 persen.
Tetapi Menteri Perbendaharaan Australia, Joe Hockey mengatakan ia tidak khawatir dengan nilai-nilai tersebut. Hockey yang sedang berada di New York, Amerika Serikat masih memiliki kepercayaan tinggi pada perekonomian Cina.
"Banyak pihak yang merujuk pada pertumbuhan ekonomi China yang telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, tapi mereka lupa menyebutkan bahwa Cina saat ini diharapkan menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, dengan pertumbuhan tercepat di dunia...," ujar Hockey.
Otoritas Cina diperkirakan akan menarik kembali investasi real estat, karena Cina berusaha untuk mencari sektor yang bisa mengalami pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Tapi langkah ini malah akan lebih mempersulit keadaan produsen bijih besi Australia.
Hockey rencananya akan bertemu dengan Menteri Keuangan China di Washington untuk membicarakan masalah bijih besi.
Menurutnya pemerintah perlu memberikan apa yang disebut Hockey sebagai 'sistem kejut' untuk mengatasi penurunan harga bijih besi yang tajam.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadar Gula pada Minuman Sari Buah untuk Anak Lampaui Minuman Soda