Imigrasi Kebingungan, Batam Kebanjiran Pencari Suaka

Sabtu, 05 Maret 2016 – 03:45 WIB
Para pencari suaka ini sedang mengambil air bersih di kantor DRPD kota Batam, kemarin. Foto: batam Pos / JPNN

jpnn.com - BATAM - Petugas Kantor Imigrasi Kelas 1 A Batam kebingungan. Sebab, jumlah pencari suaka yang datang ke Batam kian bertambah. Padahal, tempat untuk menitipkan para pencari suaka hingga mendapat status yang jelas sudah penuh.

Kabid Wasdakim Imigrasi Batam, Rafli mengakui pihaknya mulai kelabakan dengan terus bertambahnya pencari suaka yang datang ke Batam. Padahal, pihaknya tak lagi memiliki tempat untuk menitipkan para pencari suaka tersebut.

BACA JUGA: Ribuan Pelamar Diterima hanya 65 Orang

"Sekarang Batam menjadi tujuan para pencari suaka dan pengungsi dari negara-negara konflik. Kami heran, kenapa mereka memilih Batam, padahal tempat untuk mereka sudah tak ada lagi," kata Rafli seperti dikutip dari batampos.co.id (grup JPNN), Sabtu.

Dikatakan Rafli, satu bulan belakangan pihaknya kembali kedatangan 12 pencari suaka. Ia pun bingung harus menempatkan belasan pencari suaka itu kemana. Sebab, tak ada lagi tempat, baik itu tempat penitipan semantara di hotel Kolekta, maupun di Rudenim Sekupang.

BACA JUGA: Tokoh Masyarakat NTT Tolak Privatisasi Pantai Pede

"Ada 12 orang, mereka 8 orang berasal dari Sudan dan 4 orang dari Afganistan. Sekarang mereka tinggal di Taman Aspirasi, karena tak ada lagi tempat," terangnya.

Menurut dia. Saat ini penampungan sementara yang disiapkan UNCRH di hotel Kolekta sudah penuh. Dimana terdapat 217 orang yang menetap di 33 kamar. Sebanyak 45 orang berstatus pengungsi dan lainnya pencari suaka.

BACA JUGA: Bundaran Djoeang Mirip Kolam, Warga Protes

"Rata-rata mereka adalah berkeluarga. Mereka tak bisa digeser lagi. Sementara Rudenim di Sekupang sudah menampung 66 orang pengungsi. Jadi jika kita total, semua mereka 283 orang, padahal awalnya hanya belasan hingga 20 orang saja. Itu diluar yang 12 ini ya, karen status mereka belum jelaa," jabar Rafli.

Kini, lanjut Rafli pihaknya sedang mencari akal bagaimana cara agar para pengungsi dan pencari suaka tak datang ke Batam. Apalagi, mengingat status negara tujuan suaka yang mulai menutup pintu menerima para pencari suaka.

"Memikirkan cara untuk shock terapi mereka dan tak menjadikan Batam tempat tujuan. Sebab kita bingung juga mau kemanakam mereka. Tak mungkin seterusnya disini. Kita tempatkan di hotel kolekta saja mereka sudah protes," beber Rafli.

Masih kata dia, dalam hal ini sebenarnya Imigrasi hanya sebagai pemantau keberadaaan warga negara asing di Indonesia.

"Namun dalam hal ini, kita sudah turun tanggan langsung. Bukan memantau lagi," pungkasnya. (she/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejak Dilantik, Gubernur Baru 3 Kali Ngantor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler