Seorang pria berkewarganegaraan Nigeria menangis di Pengadilan Tinggi Wilayah Ibukota Australia (ACT), setelah divonis penjara 10 tahun 6 bulan karena mengimpor lebih dari 10 kilogram methamphetamine atau sabu ke Australia.
Jackson Igwebuike (34), menyembunyikan narkoba tersebut di dalam hiasan patung berbentuk ikan emas, dan ditangkap dalam sebuah penggerebekan polisi pada tahun 2015.
BACA JUGA: Langgar Hak Cipta, Parpol Selandia Baru Diperintahkan Bayar Eminem
Di pengadilan pada hari Rabu (25/10/2017), dia menangis saat Hakim Hilary Penfold membacakan putusannya, ia lalu terisak keras saat penjaga membawanya keluar.
Hakim Hilary Penfold mengatakan kepada pengadilan bahwa, menurut dokumen dan surat yang dikirimkan oleh tim pembela, Igwebuike telah diisolasi secara sosial di penjara Alexander Maconochie Center dan di Canberra, karena seluruh keluarganya tinggal di Nigeria dan secara kultural berbeda dengan tahanan lainnya.
BACA JUGA: Polisi Australia Grebek Rumah di Sydney Terkait Pencucian Uang
Dia mengatakan kemungkinan besar Igwebuike akan dideportasi kembali ke Nigeria saat dibebaskan.
Igwebuike dinyatakan bersalah oleh seorang juri dengan tuduhan mengimpor obat-obatan terlarang dalam jumlah komersil pada bulan Agustus.
BACA JUGA: SBY Dapat Gelar Dr Kehormatan ke-13 Dari Charles Darwin University
Jumlah narkona yang terlibat dalam kasusnya memiliki nilai jual di pasar sekitar $ 10 juta atau setara Rp105 miliar.Igwebuike tertangkap basah oleh polisi
Narkoba tersebut ditemukan oleh petugas Dinas Perbatasan Australia di dalam patung ikan emas, yang dikemas dalam peti, dari China pada bulan Oktober 2015.
Polisi telah menukar obat-obatan tersebut dengan barang pengganti, lalu meletakkan kembali patung-patung itu dan melacaknya saat sampai di sebuah alamat di Canberra. Jackson Igwebuike baru akan dibebaskan tahun 2022.
Igwebuike ditangkap akhir bulan itu saat ia mencoba naik bus dari Canberra ke Sydney. Di dalam kopernya polisi menemukan 43 paket obat pengganti.
Igwebuike mengklaim bahwa dia tidak tahu apa-apa mengenai obat-obatan tersebut, dan bahwa dua orang telah mengancam akan "menghancurkannya" jika dia tidak membawa paket itu ke Sydney.
Namun, Hakim Hilary Penfold mengatakan bahwa dia merasa yakin tanpa keraguan bahwa Igwebuike menerima pembayaran untuk mengangkut paket tersebut.
Igwebuike tiba di Canberra dengan visa pelajar untuk belajar di University of Canberra, namun visa tersebut telah dibatalkan.
Mengutip nota pembelaan Igwebuike, Hakim Hilary Penfold mengatakan sang terdakwa telah menjadi tahanan teladan selama berada di penjara, di mana dia bekerja di dapur penjara.
Hakim Hilary Penfold mengatakan Igwebuike dilaporkan mengalami depresi dan kesepian, dan menghabiskan seluruh pendapatannya untuk menelepon keluarganya di Nigeria.
Igwebuike mengatakan dia diharapkan untuk merawat ayahnya yang buta dan sudah lanjut usia, dan karena penahanannya, saudaranya terpaksa meninggalkan kuliahnya di universitas.
Sementara Hakim Hilary Penfold bersimpati dengan situasi buruk dan keluarga Igwebuike, dia menunjukkan bahwa kejahatan yang dilakukan pria tersebut mungkin berpeluang dikenai hukuman penjara seumur hidup.
Igwebuike akan menjalani hukuman tanpa pembebasan bersyarat selama minimal 6,5 tahun, termasuk dua tahun yang telah dia habiskan di balik jeruji besi, yang berarti dia bisa dibebaskan pada bulan April 2022.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bill Shorten Sebut PM Turnbull Bertindak Kotor Terhadap Dirinya