Gelar Doktor kehormatan yang diperoleh Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono semakin bertambah. Hari Selasa (24/10/2017) SBY menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Charles Darwin Universitty di Darwin, dan menjadikannya gelar kehormatan ke-13 yang diterimanya.
Sebelumnya, SBY pernah menerima Doktor Honoris Causa dari dalam negeri seperti Universitas Andalas Padang, Universita Syiah Kuala Banda Aceh, dan ITB dan juga dari 10 universita di luar negeri diantaranya dari Australia, Singapura, Jepang, China, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia.
BACA JUGA: Bill Shorten Sebut PM Turnbull Bertindak Kotor Terhadap Dirinya
Ini adalah gelar kehormatan kedua yang diterimanya dari Australia setelah mendapat gelar yang sama dari University of Western Australia (UWA) tahun 2015 silam.
Dalam rilis yang diterima ABC, gelar Doktor di bidang ekonomi ini ini diberikan atas dedikasi dan berbagai inisiatif beliau dalam membangun dan meningkatkan demokrasi dan pembangunan ekonomi di Indonesia.
BACA JUGA: Berpakaian Ala Palestina di Latihan Teror, Polisi Australia Minta Maaf
Pemberian gelar ini dilakukan di Orange Building,Charles Darwin University ini dihadiri oleh sekitar 160 orang undangan yang terdiri dari kalangan pemerintahan Northern Territory, akademisi dan masyarakat Indonesia.
Dalam pidatonya, SBY menekankan pentingnya penguatan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi untuk dapat berjalan berdampingan dalam satu keutuhan.
BACA JUGA: Jumlah Partisipasi Plebisit di Australia Lebih Besar Dari Brexit
Pelaksanaan pemilu di Indonesia yang dilakukan secara rutin dan terkendali setiap 5 tahun dari tahun 1999 hingga 2014 menunjukan kematangan demokrasi di Indonesia.
Pelaksanaan pemilihan daerah secara langsung juga membawa demokrasi ke tingkat grassroots dengan memastikan bahwa Pimpinan Daerah hanya dapat dipilih dan bertanggungjawab terhadap pemilihnya.
Sejalan dengan semakin stabilnya pertumbuhan demokrasi Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga mampu berjalan secara berdampingan.
Disampaikan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi, SBY menerapkan 3 strategi: pro-growth, pro-job, dan pro-poor, dengan berfokus pada program-program pendidikan, kesehatan, kredit mikro dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Hal lainnya yang menjadi fokus pidato SBY adalah keyakinannya bahwa tidak ada pembangunan yang dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.
Maka dari itu Beliau juga menerapkan kebijakan pro-environment sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, dengan konsep âsustainable growth with equityâ. Mantan Presiden SB Yudhoyono bersama jajaran pimpinan Charles Darwin University
Foto: KJRI Darwin
Mantan presiden Indonesia tersebut sedang berada di Darwin, dalam serangkaian kunjungan antara lain menjadi pembicara utama dalam âBeyond Bilateral: Australia and Indonesia in the Indo-Pacific Regionâyang diselenggarakan oleh Perth USAsia Center dan menjadi pembicara di forum Northern Australia Defence Forum selain menerima gelar Doktor.
Selain menghadiri acara tersebut diatas Presiden ke-6 Indonesia juga melakukan pertemuan dengan Chief Minister Northern Territory, Michael Gunner, MLA dan pertemuan dengan Northern Territory Chambers of Commerce; serta dijadwalkan mengunjungi RAAF (Royal Australian Air Force) Base untuk bertemu dengan pasukan TNI-AU yang tengah menjalankan latihan bersama pesawat tempur Elang Ausindo dari tanggal 16-26 Oktober 2017 yang menghadirkan tujuh pesawat tempur F-16.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Anggota Parlemen Berkewarganegaraan Ganda