Impor Beras Dibatasi 2 Juta Ton

Harus Masuk Sebelum Panen

Sabtu, 26 November 2011 – 11:46 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan mempertimbangkan untuk memaksimalkan kuota impor beras sesuai hasil rakor pangan di kementerian perekonomian (kemenko)Di dalam rakor tersebut disepakati rentang impor beras antara 1,5 juta hingga 2 juta ton untuk periode sekarang

BACA JUGA: Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM



Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, jumlah impor beras sebanyak dua juta ton tersebut merupakan perspektif yang muncul dalam rakor pangan di Kemenko
Menurut dia, jumlah tersebut sebagai perhitungan dari skenario

BACA JUGA: Pembayar Pajak Kakap Tak Diumumkan

Makanya kalau realisasi impor bisa lebih sedikit dari kuota yang ditetapkan tentu lebih bagus


"Kemarin kan ditetapkan 1,6 juta ton, mudah-mudahan nanti tidak lebih dari itu (2 juta ton, Red)

BACA JUGA: Mandiri Belum Kaji Akuisi Bank Lain

Memang, hasil di Angka Ramalan (ARAM) III untuk produksi beras ada penurunan, tapi siapa sih yang ingin impor (tinggi, Red), tentu tidak ada yang inginMudah-mudahan tidak lebih," katanya Jumat (25/11)

Dijelaskan, saat ini baru ada permohonan dari Perum Bulog mengenai impor beras dari India dan ThailandSeperti diketahui, kontrak impor beras dengan Thailand sebanyak 300 ribu ton belum terealisasi lantaran terkendala pada hargaKarena itu, perusahaan pelat merah tersebut melakukan kontrak dengan India"Mudah-mudahan minggu depan ada rakor pangan dan kita bisa putuskan di sanaApalagi, sebelumnya sudah menyebut impor antara 1,5 juta-2 jutaYang diambil 1,6 juta atau masih berada dalam rentang pembahasan waktu itu," ucap dia.

Terkait masuknya beras impor ke pelabuhan di Indonesia, Bayu belum bisa memastikanAkan tetapi, beras impor yang masuk harus sebelum musim panen periode selanjutnya"Tentu kalau sekarang kita gunakan kelaziman peraturan yang ada harus sebelum musim panen berikutnya, tapi itu kita putuskan rakor pangan nanti," tandas dia.

ARAM III Badan Pusat Statistis menyebutkan produksi padi tahun 2011 diperkirakan sebesar 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan 1,08 juta ton (1,63 persen) dibandingkan tahun 2010Turunnya produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 29,07 ribu hektar (0,22 persen) dan produktivitas sebesar 0,71 kuintal per hektar (1,42 persen).

Diprediksi penurunan produksi padi tahun 2011 sebesar 1,08 juta ton tersebut terjadi pada subround Mei-Agustus sebesar 1,14 juta ton (5,16 persen) dan perkiraan subround September?Desember sebesar 1,26 juta ton (8,44 persen)Sedangkan pada subround Januari-April terjadi peningkatan sebesar 1,32 juta ton (4,52 persen) dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2010(res/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Properti Luar Jawa Sangat Potensial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler