jpnn.com - SURABAYA – Lonjakan permintaan daging sapi di Jawa Timur diprediksi baru terjadi sepekan jelang Lebaran. Saat ini, permintaan daging sapi masih datar-datar saja.
”Puncaknya H-3 dan H-2. Lonjakan permintaan bisa sampai 50 persen,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif pada Jawa pos, Senin (20/6) kemarin.
BACA JUGA: Banggar Minta Proyeksi Defisit Jadi 2,35 Persen
Menurut Muthowif, karena tidak ada lonjakan permintaan, daging sapi di pasaran saat ini juga stabil di harga Rp 105 ribu-Rp 110 ribu per kilogram. Sedangkan harga sapi siap potong Rp 42 ribu hingga Rp 44 ribu per kilogram.
Meski permintaan daging diprediksi meroket, kenaikan harga daging segar diyakini tidak signifikan. Muthowif memprediksi kenaikannya hanya Rp 20 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Mantap! Martabe Jual Emas Dua Ton
Dengan demikian, harga daging segar di pasaran pada sepekan menjelang Lebaran diprediksi mencapai Rp 125.000–Rp 130.000 per kg. Kenaikan harga itu tidak bisa dihindari. Sebab, papar Muthowif, harga sapi siap potong juga sudah tinggi.
Bila pemerintah ingin menurunkan harga daging segar menjadi Rp 80.000 per kg, dia yakin bahwa hal tersebut tidak mungkin selama harga sapi hidup siap potong masih mahal.
BACA JUGA: Genjot Ekspor dan Impor, Jajaki Selandia Baru
”Satu-satunya cara operasi pasar, dengan daging impor. Tapi, cara itu sebenarnya juga tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan harga,” ujar dia.
Alasannya, daging yang dijual dalam operasi pasar umumnya memiliki kualitas nomor tiga atau yang diperuntukkan industri. Kalau suplai industri dialihkan kepada konsumen, tentu malah timbul masalah baru. (res/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Pengakuan Uni Eropa, Ini Target Citilink Selanjutnya
Redaktur : Tim Redaksi