Impor-Ekspor Indonesia-Israel Masih Ada, Banyak Pihak Meragukan Boikot Produk

Selasa, 07 Mei 2024 – 18:18 WIB
Ilustrasi ekspor-impor. Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data impor Indonesia dari Israel pada Oktober 2023 mencapai USD 2.532.695.

Angka tersebut meningkat dari impor September yakni USD 999.431.

BACA JUGA: Ulama: Bantuan Lebih Dibutuhkan Warga Palestina Ketimbang Aksi Boikot Produk Israel

Impor Oktober didominasi oleh mesin dan pesawat mekanik yang nilainya mencapai USD 734.786. 

Angka impor komoditas ini pada Oktober meningkat hampir lima kali lipat dibandingkan periode September dengan nilai USD 142.690.

BACA JUGA: Akademisi UII Imbau Masyarakat Tidak Boikot Perusahaan yang Membantu Palestina 

Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia ke Israel sepanjang 2023 mencapai USD 165,77 juta atau mencakup hanya 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. 

Nilai impornya hanya sebesar USD 21,93 juta atau hanya sebesar 0,22 persen dari total impor Indonesia dari Timur Tengah.

Ekonom Mumtaz Foundation, Nurizal Ismail mengatakan meski tidak memiliki hubungan diplomasi dan sedang melakukan boikot, nyatanya perdagangan dengan Israel terus berjalan. 

Hal itu menjadi penyebab banyak pihak yang meragukan efektifitas boikot di Indonesia.

Banyak juga yang mempertanyakan kampanye boikot produk yang sering salah sasaran dan bernuansa ditunggangi kepentingan bisnis menggunakan kampanye hitam (smear marketing dan smear campaign).

"Keberadaan oknum yang menunggangi isu BDS di Indonesia," ujar Nurizal di Jakarta, Selasa (7/5).

Menurutnya, bukan tidak mungkin ada ‘penumpang gelap’ yang sengaja memanfaatkan konflik ini untuk menjatuhkan perusahaan lain. 

Penumpang gelap tersebut sengaja ikut berkampanye namun bukan untuk tujuan mulia seperti membantu Palestina. 

Namun, tujuan sebenarnya adalah menjatuhkan kompetitor mereka.

"Masyarakat sebaiknya berhati-hati juga terhadap adanya pihak-pihak tertentu yang hanya memanfaatkan konflik Gaza ini untuk tujuan persaingan usaha semata," katanya.

Salah satu korban dari kampanye hitam yang menunggangi gerakan boikot adalah Aqua. 

Kompetitor produk air minum dalam kemasan (AMDK) itu menggunakan isu boikot dengan memfitnah produk terafiliasi dengan Israel.

Tak tanggung-tanggung, fitnah tersebut dilakukan dengan mencatut nama dan para tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hoaks MUI menyerukan boikot Aqua juga sudah dikonfirmasi Kementerian Teknologi dan informasi (Kemenkominfo).

Sebagai informasi, di tengah isu boikot yang diwarnai dengan hoaks tentang perusahaan perusahaan atau produk yang terkait dengan Israel, diam-diam ada yang melakukan bisnis dengan perusahaan israel langsung, dan ini lolos dari pengamatan publik dan media di Indonesia selama ini. 

Hal itu menunjukkan boikot seringkali salah sasaran dan justru merugikan ekonomi lokal. Inilah yang menyebabkan banyak pihak mempertanyakan kampanye boikot produk yang seringkali salah sasaran dan bernuansa ditunggangi kepentingan bisnis yang bertujuan menjatuhkan lawan.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
impor   Israel   ekspor   Ekonomi   biokot  

Terpopuler